Rancangan Modul Ajar Menggunakan Pendekatan TaRL
Prinsip Pengajaran dan Asesmen Topik 3 Aksi Nyata - Pada tahap ini, Anda dapat mencoba untuk menyusun draft rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan pendekatan TaRL. Tugas rancangan pembelajaran ini akan disempurnakan pada topik selanjutnya.
Setelah belajar, berdiskusi, menelaah kesesuaian pembelajaran dengan tingkat capaian dan karakteristik peserta didik, hingga mencoba merancang pembelajaran dan asesmen semoga pemahaman Anda tentang dengan pendekatan TaRL tersebut menjadi lebih baik.
Cari di sini : |
---|
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Download Buku Pelajaran Buka/Unduh |
Download Modul Ajar Buka/Unduh |
MENULIS KEMBALI (PARAFRASA) CERITA HIKAYAT
INFORMASI
UMUM |
Identitas Modul
Penyusunan Modul : 2023
Fase/Kelas : E/X
Semester : Satu
Materi Pokok : Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman (Teks Hikayat)
Jumlah Pertemuan : 2 kali
Materi
Pembelajaran
- ·
Menulis
kembali (parafrasa) cerita hikayat
Pendekatan
Pembelajaran
- ·
Teaching at the Right Level (TaRL)
Model Pembelajaran
- · Project Based Learning
Metode
Pembelajaran
|
|
Sarana dan Prasarana
|
Profil
Pelajar Pancasila
- Bernalar kritis
- Kreatif
- Bergotong royong
KOMPETENSI INTI |
Capaian
Pembelajaran
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Menulis |
|
Tujuan Pembelajaran
- Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Project Based Learning, peserta didik mampu:
- Peserta didik mampu memahami cara menulis ulang atau memparafrasa cerita hikayat
- Peserta didik mampu menulis parafrasa dari cerita hikayat
Kompetensi Awal
- Peserta didik telah mampu memahami pengertian dan langkah melakukan parafrasa pada sebuah teks cerita hikayat.
- Peserta didik telah mampu menulis ulang sebuah teks cerita hikayat menggunakan bahasa sendiri.
Pemahaman Bermakna
- Keterampilan menulis ulang sebuah cerita hikayat menggunakan bahasa sendiri.
- Keterampilan menyampaikan kembali informasi berupa hasil parafrasa dari sebuah teks cerita hikayat.
Pertanyaan Pemantik
- Pernahkan kalian mengutip sebuah kalimat atau gagasan di dalam sebauh buku ?
- Apakah kalian pernah menceritakan sebuah film, cerpen, ataupun novel ?
Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan ke 1 |
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
|
Kegiatan Inti (30 Menit) a. Pertanyaan Mendasar dan Persiapan Penugasan Proyek 1. Guru
menayangkan PowerPoint untuk menyampaikan
topik pembelajaran mengenai materi parafrasa dan langkah-langkah memparafrasakan
cerita hikayat. 2. Peserta didik berkesampatan untuk
mengajukan pertanyan terkait dengan materi/topik yang telah disampaikan oleh
guru. 3. Guru
memberikan gambaran tentang penugasan proyek yang dikerjakan secara
berkelompok. Proyek yang akan dilakukan yaitu menulis ulang cerita hikayat
menggunakan bahasa sendiri dan lebih mudah dipahami. 4. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan hasil asesmen diagnostik (Terbagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 6 orang. Kelompok 1 dan 2 golongan kelompok sangat mahir, kelompok 3 dan
4 kelompok mahir, dan kelompok 5 dan 6 golongan kelompok perlu bimbingan).
b. Mendesain Pertanyaan Produk 5. Guru
memastikan bahwa setiap peserta didik telah mendapatkan kelompok
masing-masing. 6. Guru
dan peserta didik membuat perencanaan produk terkait memparafrasa cerita
hikayat yang sudah disediakan ke dalam lembar LKPD yang sudah disediakan oleh
guru. 7. Setiap
kelompok diberi kesempatan untuk menyajikan hasil parafrasa dalam bentuk
karya yang mereka minati. Misalnya video podcast, video gerak henti, video
gambar, salindia, dan lain sebagainya. 8. Peserta
didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi
pembagian tugas, persiapan, dan sumber yang dibutuhkan. c. Menyusun Jadwal Pembuatan 9. Guru
dan peserta didik membuat kesepakatan tentang waktu pembuatan proyek
(tahapan-tahapan dan pengumpulan).
|
Kegiatan Penutup (5 Menit)
|
Pertemuan ke 2 |
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
|
Kegiatan Inti (75 Menit) d. Eksekusi Pembuatan Proyek 1. Guru
membagikan cerita hikayat dan lembar LKPD yang sudah disepakati dengan peserta didik di pertemuan sebelumnya. 2. Peserta
didik mulai berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk mengerjakan proyek
sesuai jadwal yang sudah disepakati. 3. Peserta
didik dituntuk untuk bertanya kepada guru jika ada kesulitan dalam
mengerjakan tugas. e. Monitoring Keaktifan dan Perkembangan Proyek 4. Guru
memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau
realisasi perkembangan serta membimbing jika mengalami kesulitan. 5.
Guru
memastikan bahwa proyek peserta didik telah selesai dilaksanakan. f. Menguji Hasil 6. Proyek
yang telah buat oleh setiap kelompok dipaparkan hasil melalui kegiatan
presentasi. 7. Siswa
melakukan presentasi secara bergiliran dengan memaparkan hasil proyek membuat
tulisan parafrasa cerita hikayat. 8. Guru
membimbing proses pemaparan proyek. 9. Guru
dan kelompok lain memberikan tanggapan, saran, dan masukan pada setiap
kelompok terkait dengan isi karya. g. Evaluasi Pengalaman 10. Guru dan peserta melakukan refleksi pembelajaran
terkait penugasan yang telah mereka lakukan, apa kendala dan kesulitan yang
mereka hadapi selama membuat proyek menulis parafrasa dari cerita hikayat. 11. Guru dan peserta didik sama-sama menyimpulkan proyek
yang telah dikerjakan.
|
Kegiatan Penutup (5 Menit)
|
Asesmen
Jenis Asesmen |
Teknik |
Instrumen |
Waktu Pelaksanaan |
Diagnostik |
Tulis |
Soal pilihan
ganda |
Awal
pembelajaran |
Formatif |
Tulis |
LKPD, Rubrik |
Saat proses
pembelajaran |
Remidial
Peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, mereka mengerjakan tugas menulis kembali cerita hikayat yang lain menggunakan bahasa sendiri yang lebih sederhana.
LAMPIRAN |
Lampiran
1. Penggunaan Media Ajar
Asesmen
Diagnostik Menggunakan Quizizz
Refleksi
Pembelajaran Menggunakan Padlet
Lampiran
2. Lembar Kerja Peserta Didik
LEMBAR
KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelas / Kelompok : ............... / ....................
Anggota / No Absen :
Materi :
Parafrasa Cerita Hikayat “Si Miskin”
Petunjuk Kerja :
- Bacalah teks hikayat yang berjudul “Si Miskin” sesuai pembagian yang sudah ditentukan bersama.
- Identifikasi terlebih dahulu tema, tokoh penokohan, latar, sudut pandnag, dan amanat pada cerita hikayat.
- Mulai menyusun tulisan parafrasa dari cerita hikayat “Si Miskin”.
Tugas
:
- Buatlah parafrasa dari cerita hikayat yang berjudul “Si Miskin” menggunakan bahasa sendiri dan mudah dimengerti!
- Sajikanlah karya tulisan ke dalam bentuk media yang dikehendaki (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia).
Parafrasa
cerita hikayat “Si Miskin”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
LEMBAR
KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelas / Kelompok : ............... / ....................
Anggota / No Absen :
Materi :
Parafrasa Cerita Hikayat “Sa-iijan dan Ikan Todak”
Petunjuk
Kerja :
- Bacalah teks hikayat yang berjudul “Sa-iijan dan Ikan Todak” sesuai pembagian yang sudah ditentukan bersama.
- Identifikasi terlebih dahulu tema, tokoh penokohan, latar, sudut pandnag, dan amanat pada cerita hikayat.
- Mulai menyusun tulisan parafrasa dari cerita hikayat “Sa-iijan dan Ikan Todak”.
Tugas
:
- Buatlah parafrasa dari cerita hikayat yang berjudul “Sa-iijan dan Ikan Todak” menggunakan bahasa sendiri dan mudah dimengerti!
- Sajikanlah karya tulisan ke dalam bentuk media yang dikehendaki (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia).
Parafrasa
cerita hikayat “Sa-iijan
dan Ikan Todak”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
LEMBAR
KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelas / Kelompok : ............... / ....................
Anggota / No Absen :
Materi :
Parafrasa Cerita Hikayat “Pengembara yang
Lapar”
Petunjuk
Kerja :
- Bacalah teks hikayat yang berjudul “Pengembara yang Lapar” sesuai pembagian yang sudah ditentukan bersama.
- Identifikasi terlebih dahulu tema, tokoh penokohan, latar, sudut pandnag, dan amanat pada cerita hikayat.
- Mulai menyusun tulisan parafrasa dari cerita hikayat “Pengembara yang Lapar”.
Tugas
:
- Buatlah parafrasa dari cerita hikayat yang berjudul “Pengembara yang Lapar” menggunakan bahasa sendiri dan mudah dimengerti!
- Sajikanlah karya tulisan ke dalam bentuk media yang dikehendaki (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia).
Parafrasa
cerita hikayat “Pengembara yang Lapar”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lampiran
3. Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN LKPD
Cerita
hikayat “Si Miskin”
Parafrasa : Menulis ulang cerita hikayat “Si Miskin” menggunakan
bahasa sendiri, populer dan mudah dipahami dengan menyesuaikan tema, tokoh dan
penokohan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, sudut pandang orang ketiga
serba tahu, amanat dan nilai-nilai kehidupan tanpa menambah, mengurangi, dan merubah
isi dari cerita.
Sinopsis :
Pada zaman dahulu kala di
negeri antah berantah yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Maharaja
Indera Dewa, hiduplah sepasang suami istri yang sangat miskin. Si Miskin
sebenarnya adalah seorang raja yang dikutuk oleh Batara Indera hingga seperti
itu.
Ketika siang hari, si
miskin pergi ke kampung untuk mencari rejeki. Tetapi sesampainya di kampung,
orang-orang mengusirnya dengan kayu. Si miskin berlari ke pasar, tetapi di
pasar, ia pun dilempari batu hingga tubuhnya penuh darah. Sepanjang jalan si
miskin menangis dan kesakitan. Hingga akhirnya ia sampai di tempat pembuangan
sampah dan menemukan sepotong ketupat yang sudah basi dan ruas tebu. Dimakanlah
ketupat tersebut oleh sepasang suami istri tersebut dan sebagi penghilang
dahaga, diminumlah ruas tebu tersebut.
Tak berapa lama, istri si
miskin hamil tiga bulan. Sang istri ingin sekali makan buah tempelam (mangga)
yang ditanam di taman raja. Segera si miskin menolaknya dan istrinya menangis
karena menginginkan buah tersebut. Si miskin berjanji akan membawakan buah
tersebut, dan istrinya pun berhenti menangis.
Hingga akhirnya sang
istri melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Mereka memberinya
nama Markaromah, yang artinya anak di dalam kesukaran.
Kemudian si miskin ingin membangun rumah untuk mereka bertiga. Ketika ia menggali tanah untuk menancapkan tiang, ia menemukan telaju yang berisi banyak emas.
Cerita
hikayat “Sa-iijan
dan Ikan Todak”
Parafrasa : Menulis ulang cerita hikayat “Sa-iijan
dan Ikan Todak” menggunakan
bahasa sendiri, populer dan mudah dipahami dengan menyesuaikan tema, tokoh dan
penokohan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, sudut pandang orang ketiga
serba tahu, amanat dan nilai-nilai kehidupan tanpa menambah, mengurangi, dan
merubah isi dari cerita.
Sinopsis :
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang Datu sakti
yang bernama Datu Mambrur. Suatu hari ia melakukan pertapaan di tengah laut.
Tujuannya ialah untuk memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Ia
berjanji jika doanya dikabulkan, maka pulau itu akan dijadikan tempat tinggal
anak dan cucunya nanti.
Di hari terakhir pertapaannnya, ia diserang oleh
seekor ikan. Untungnya Datu Mambrur dapat mengalahkan ikan tersebut, karena hal
tersebut Raja ikan todak akan memenuhi apapun permintaan Datok Mambrur.
Di hari pertapaan terakhir, Datok Mambrur belum
juga melihat bahwa permintaanya akan dikabulkan. Datu Mambrur juga menolong
raja ikan todak yang terluka. Datok Mambrur pun dibawa ke istana raja ikan todak
dan akan dilayani oleh ikan duyun dan gurita, akan tetapi Datu Mambrur menolak.
Akhirnya Dato Mambrur mengatakan tujuan pertapaanya kepada raja ikan todak.
Setelah mendengar tujuan Dato Mambrur, raja ikan todak mau mengabulkan
keinginannya.
Sesaat sebelum waktu pertapaan berakhir, Dato Mambrur dikejutkan dengan suara jutaan ikan. Ternyata mereka mendorong dan memunculkan daratan baru. Datu Mambrur terkejut, ternyata raja ikan todak menepati janjinya. Dato Mambrur pun merasa senang dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Akhirnya pulau tersebut ia beri nama Pulau Halimun.
Cerita
hikayat “Pengembara yang Lapar”
Parafrasa : Menulis ulang cerita hikayat “Pengembara yang Lapar” menggunakan bahasa sendiri, populer dan
mudah dipahami dengan menyesuaikan tema, tokoh dan penokohan, latar tempat,
latar waktu, latar suasana, sudut pandang orang ketiga serba tahu, amanat dan
nilai-nilai kehidupan tanpa menambah, mengurangi, dan merubah isi dari cerita.
Sinopsis :
Suatu hari hiduplah 3 orang sahabat yang sangat
suka berkelana keberbagai tempat. Mereka adalah Kendi, Buyung, dan Awang. Suatu
ketika mereka sedang beristirahat di bawah pohon besar untuk menghilangkan rasa
lelah dan penat di dalam perjalanan. Saat itu mereka sedang kelaparan,
kelelahan, dan juga kehausan. Buyung dan Kendi berkeluh kesah dan menghayal
tentang makanan. Mereka berjanji akan menghabiskan seluruh makanan itu. Awang
berusaha untuk menasehati mereka agar tidak sombong dan tamak. Akan tetapi
mereka tidak menghiraukan nasihat Awang bahkan malah memakinya.
Ternyata pohon yang mereka singgahi itu mendengar keluh kesah mereka. Pohon itu merasa kasihan kepada mereka dan ingin mengabulkan keinginan mereka. Pohon tua itu pun memberi Buyung 10 ayam yang sangat besar, Kendi mendapatkan nasi yang sangat banyak, dan Awang hanya diberi sepiring nasi. Buyung dan Kendi memakan makanan mereka dengan sangat lahap. Namun Awang memakan pemberian tersebut dengan sangat tenang. Awang pun menghabiskan seluruh makanan tanpa sisa. Sedangkan Buyung dan Kendi tidak mampu menghabiskan makanan mereka yang sangat banyak itu. Akibatnya sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh Buyung dan Kendi menyerang mereka dan membuat mereka meninggal. Awang yang tidak mampu berbuat apa-apa hanya bisa bersedih dan pergi dengan berat hati.
Lampiran
4. Rubrik penilaian dan pedoman penskoran
Kisi-Kisi
Penilaian Formatif
Materi |
Indikator
Soal |
Nomor
Soal |
Jenis
Alat Evaluasi |
Unsur
HOTS |
Parafrasa
cerita hikayat |
Disediakan teks hikayat berjudul “Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak”, atau “Pengembara
yang Lapar”, peserta didik diminta memparafrasa cerita hikayat. |
1 |
Tes Tertulis (Uraian) |
Peserta didik
mampu berfikir kritis secara kreatif dalam membuat parafrasa dari cerita
hikayat menggunakan bahasa sendiri dan populer hinggayang pipahami. |
Parafrasa
cerita hikayat |
Menyajikan
hasil parafrase teks cerita
hikayat berjudul “Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak”, atau “Pengembara
yang Lapar” dalam bentuk media
yang dikehendaki peserta didik (video podcast, video gerak henti, video gambar,
salindia, atau lainnya) |
2 |
Produk |
Peserta didik
mampu menyajikan hasil diskusi kelompok secara kreatif dalam bentuk media. |
Rubrik
Penilaian Formatif
No. |
Aspek |
Indikator |
Skor |
Skor Maks |
1 |
Kelengkapan
konten |
Peserta didik menyajikan tugas yang berisi tulisan
parafrasa cerita hikayat “Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak”, atau
“Pengembara yang Lapar” dengan tepat dan lengkap sesuai isi cerita asalnya (4 nilai) |
3 |
3 |
Peserta
didik menyajikan tugas yang berisi tulisan
parafrasa cerita hikayat “Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak”, atau
“Pengembara yang Lapar” dengan tepat tetapi ada sedikit pergeseran isi
cerita yang dibuat dengan cerita asal (kurang dari 4 nilai) |
2 |
|||
Peserta
didik menyajikan tugas yang berisi tulisan
parafrasa cerita hikayat “Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak”, atau
“Pengembara yang Lapar” dengan kurang tepat dan isi
cerita banyak berbeda dengan cerita asal (4
nilai atau kurang dengan bukti
yang salah)
|
1 |
|||
2 |
Bahasa |
Peserta
didik menyusun redaksi dalam prodak
(video podcast, video gerak
henti, video gambar, salindia, atau lainnya)
dengan bahasa populer dan mudah dipahami. |
3 |
3 |
Peserta
didik menyusun redaksi dalam prodak
(video podcast, video gerak
henti, video gambar, salindia, atau lainnya)
dengan bahasa populer namun masih sulit untuk
dipahami. |
2 |
|||
Peserta
didik menyusun redaksi dalam prodak
(video podcast, video gerak
henti, video gambar, salindia, atau lainnya)
dengan bahasa sudah populer namun masih sulit
dipahami. |
1 |
|||
3 |
Kreativitas |
Peserta didik
mempertimbangkan pemilihan bentuk, warna, tata letak, dan keterbacaan tulisan atau suara sengat detail.
|
4 |
4 |
Peserta didik
mempertimbangkan pemilihan bentuk, warna, tata letak, dan keterbacaan tulisan atau suara
dengan detail. |
3 |
|||
Peserta didik
mempertimbangkan pemilihan bentuk, wana, tata
letak, dan keterbacaan tulisan atau
suara kurang detail. |
2 |
|||
Peserta didik
mempertimbangkan pemilihan bentuk, wana,
tata letak, dan keterbacaan tulisan atau suara kurang detail dan
tidak menarik. |
1 |
|||
Jumlah skor
10 Pedoman pensekoran : Jumlah Skor X 10 = 100 |
Rubrik
Penilaian Presentasi
No |
Kriteria Penilaian |
Kurang
(20-30) |
Cukup (40-59) |
Baik (60-79) |
Sangat Baik (80-100) |
Tindak Lanjut |
1 |
Penguasaan Materi |
|
|
|
|
|
2 |
Alat peraga dan presentasi |
|
|
|
|
|
3 |
Kekompakan pembagian kelompok |
|
|
|
|
|
4 |
Penyampaian |
|
|
|
|
|
Jumlah Skor |
|
|||||
Pedoman Penskoran Jumlah skor
(sangat baik) : 4 = 400:4 = 100 |
Lampiran
5. Teks Cerita Hikayat
Teks Hikayat
“Si Miskin”
Asalnya
raja kayangan dan jadi demikian karena disumpahi oleh Batara Indera. Terlantar
di negeri Antah Berantah dan keduanya sangat dibenci orang. Setiap kali mereka
mengemis di pasar dan kampung mereka dipukuli dan diusir hingga ke hutan. Oleh
yang demikian tinggallah dua suami-istri itu di hutan memakan batang kayu dan
buah-buahan.
Hatta
beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya. Maka
istrinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu.
Maka suaminya itu pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja
tiada ia mau beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak
beranak seraya berkata kepada istrinya, “Ayo, hai Adinda. Tuan hendak membunuh
kakandalah rupanya ini. Tiadakah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu?
Jangankan hendak meminta barang suatu, hampir kepada kampung orang tiada boleh.”
Setelah
didengar oleh istrinya kata suaminya demikian itu maka makinlah sangat ia
menangis. Maka kata suaminya, “Diamlah tuan, jangan menangis! Berilah kakanda
pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah
mempelam itu kakanda berikan pada tuan.”
Maka
istrinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun pergilah ke pasar mencahari
buah mempelam itu. Setelah sampai di orang berjualan buah mempelam maka si
Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan dipalu
orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam, “Hai miskin. Apa
kehendakmu?”
Maka
sahut Si Miskin, “Jikalau
ada belas dan kasihan serta rahim tuan akan hamba orang miskin hamba ini minta
diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak memohonkan buah mempelam tuan
yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.”
Maka
terlalu belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin.
Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang memberi buah mempelam, ada yang
memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan
buah-buahan. Maka si Miskin itu pun heranlah akan dirinya oleh sebab diberi
orang pasar itu berbagaibagai jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan
diberinya barang suatu hamper pun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu
dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu maka ia pun
kembalilah ke dalam hutan mendapatkan istrinya.
Maka
katanya, “Inilah Tuan, buah mempelam dan segala buah-buahan dan makanmakanan
dan kain baju. Itupun diinjakkannyalah istrinya seraya menceriterakan hal
ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka istrinya pun menangis tiada mau makan
jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu. “Biarlah aku mati
sekali.”
Maka
terlalulah sebal hati suaminya itu melihatkan akan kelakuan istrinya itu
seperti orang yang hendak mati. Rupanya tiada lah berdaya lagi. Maka suaminya
itu pun pergilah menghadap Maharaja Indera Dewa itu. Maka baginda itu pun
sedang ramai di hadap oleh segala raja-raja. Maka si Miskin datanglah. Lalu
masuk ke dalam sekali.
Maka
titah baginda, “Hai Miskin, apa kehendakmu?”
Maka
sahut si Miskin, “Ada juga tuanku.” Lalu sujud kepalanya lalu diletakkannya ke
tanah, “Ampun Tuanku, beribu-ribu ampun tuanku. Jikalau ada karenanya Syah Alam
akan patuhlah hamba orang yang hina ini hendaklah memohonkan buah mempelam Syah
Alam yang sudah gugur ke bumi itu barangkali Tuanku.”
Maka
titah baginda, “Hendak engkau buatkan apa buah mempelam itu?” Maka sembah si
Miskin, “Hendak dimakan, Tuanku.” Maka titah baginda, “Ambilkanlah barang
setangkai berikan kepada si Miskin ini”.
Maka
diambilkan oranglah diberikan kepada si Miskin itu. Maka diambillah oleh si
Miskin itu seraya menyembah kepada baginda itu. Lalu keluar ia berjalan
kembali. Setelah itu maka baginda pun berangkatlah masuk ke dalam istananya.
Maka segala raja-raja dan menteri hulubalang rakyat sekalian itu pun
masing-masing pulang ke rumahnya. Maka si Miskin pun sampailah kepada
tempatnya. Setelah dilihat oleh istrinya akan suaminya datang itu membawa buah
mempelam setangkai. Maka ia tertawa-tawa. Seraya disambutnya lalu dimakannya.
Maka
adalah antaranya tiga bulan lamanya. Maka ia pun menangis pula hendak makan
nangka yang di dalam taman raja itu juga. Demikian juga si Miskin mendapat
nangka di kebun raja itu untuk istrinya yang mengidam itu. Adapun selama istrinya si Miskin hamil
maka banyaklah makan-makanan dan kain baju dan beras padi dan segala
perkakasperkakas itu diberi orang kepadanya.
Dan
pada ketika yang baik dan saat yang sempurna, pada malam empat belas hari bulan
maka bulan itu pun sedang terangtumerang maka pada ketika itu istri si Miskin
itu pun beranaklah seorang anak lelaki terlalu amat baik parasnya dan elok
rupanya. Anak itu dinamakan Marakarmah, artinya anak di dalam kesukaran.
Hatta
maka dengan takdir Allah Swt. menganugerahi kepada hambanya. Maka si Miskin pun
menggalilah tanah hendak berbuat tempatnya tiga beranak itu. Maka digalinyalah
tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu. Maka tergalilah kepada sebuah
telaju yang besar berisi emas terlalu banyak. Maka istrinya pun datanglah
melihat akan emas itu. Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini
sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.”
Ia
menjadi kaya dan menempah barangbarang keperluannyakendi, lampit, utar-utar,
pelana kuda, keris, dan sebagainya. Sekembalinya dari menempah barang-barang
itu dia mandi berlimau, menimang anaknya dan berseru, “Jikalau sungguhsungguh
anak dewa-dewa hendak menerangkan muka ayahanda ini, jadiIah negeri di dalam hutan
ini sebuah negeri yang lengkap dengan kota, parit dan istananya serta dengan
menteri, hulubalang, rakyat sekalian dan segala raja-raja di bawah baginda,
betapa adat segala raja-raja yang besar!”
Kabul
permintaan itu dan si Miskin menjadi raja bertukar nama Maharaja Indera Angkasa
dan istrinya bertukar nama Ratna Dewi dan negeri itu dinamakan Puspa Sari.
Teks Hikayat
“Sa-iijan dan Ikan Todak”
Menurut
sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang
bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut
dan Selat Makassar.
Siang-malam
ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin,
gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah
pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya,
kelak.
Hatta,
ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan
terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata,
Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.
Ikan
itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang
lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan lain
mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan prajurit
siap tempur. Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis
saat Datu Mabrur membuka matanya.
“Hai,
ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?” “Aku ikan todak, Raja
Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami
terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu
Mabrur. Aku takluk,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan
sakit. Tubuhnya terjepit di sela-sela karang tajam. “Jadi, itu rakyatmu?” Datu
Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang. “Ya, Datu. Tapi, sebelum
menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan menyerah
dan mematuhi apa pun perintahmu.”
“Datu,
tolonglah aku. Obati luka-lukaku dan kembalikanlah aku ke laut. Kalau terlalu
lama di darat, aku bisa mati. Atas nama rakyatku, aku berjanji akan mengabdi
padamu, bila engkau menolongku...” Raja Ikan Todak mengiba-iba. Seolah sulit
bernapas, insangnya membuka dan menutup. “Baiklah,” Datu Mabrur berdiri.
“Sebagai sesama makhluk ciptaanNya, aku akan menolongmu.” “Apa pun
permintaanmu, kami akan memenuhinya. Datu ingin istana bawah laut yang terbuat
dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan gurita? Ingin berkeliling
dunia, Bersama ikan paus dan lumba-lumba?”
“Tidak.
Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti....”
Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini. “Akan kukerahkan
rakyatku, seluruh penghuni lautan dan samudera. Sebelum matahari terbit esok
pagi, impianmu akan terwujud. Aku bersumpah!” jawab Raja Ikan Todak. Datu
Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan memenuhi
sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak
sekarang kita harus sa-ijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu
kita. Kita harus rakat mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju?” “Setuju,
Datu...,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah. Ia sangat membutuhkan air.
Mendengar jawaban itu, Datu Mabrur tersenyum.
Dengan
hati-hati, dilepaskannya tubuh Raja Ikan Todak dari jepitan karang, lalu
diusapnya lembut. Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja
Ikan Todak itu mengering! Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak
pernah luka. Ikan itu menggerakgerakkan sirip dan ekornya dengan gembira.
Dengan
lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja Ikan Todak itu dan
mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi mengepung karang, kini berenang
mengerumuninya, melompat-lompat bersuka ria. “Sa-ijaan!” seru Raja Ikan Todak
sambil melompat di permukaan laut. “Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.
Sebelum
tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan
oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh perlahan, tapi pasti.
Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya sebuah daratan, dari
dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak. Naik dan terus naik!
Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan! Di bawah permukaan air, ternyata jutaan
ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar
laut.
Sambil
mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan...!” Datu
Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah memenuhi
sumpahnya! Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul
sepenuhnya. Berupa sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan dan
pegunungan. Tanahnya tampak subur. Pulau kecil yang makmur. Datu Mabrur senang
dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan menjadi tempat tinggal bagi
anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi kenyataan. Permohonannya telah
dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia
menamakannya Pulau Halimun. Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut.
Sebab, ia timbul dari dasar laut dan dikelilingi laut.
Teks Hikayat
“Pengembara yang Lapar”
Tersebutlah kisah tiga orang sahabat,
Kendi, Buyung dan Awang yang sedang mengembara. Mereka membawa bekalan makanan
seperti beras, daging, susu dan buah-buahan. Apabila penat berjalan mereka
berhenti dan memasak makanan untuk dimakan bersama. Jika bertemu
kampung, mereka akan singgah membeli makanan untuk dibuat bekal dalam
perjalanan.
Pada suatu hari, mereka tiba di kawasan
hutan tebal. Di kawasan itu mereka tidak bertemu dusun atau kampung. Mereka
berhenti dan berehat di bawah sebatang pokok ara yang rendang. Bekalan makanan
pula telah habis. Ketiga-tiga sahabat ini berasa sangat lapar,
“Hai, kalau ada nasi sekawah, aku akan
habiskan seorang,” tiba-tiba Kendi mengeluh. Dia mengurut-ngurut perutnya yang
lapar. Badannya disandarkan ke perdu pokok ara.
“Kalau lapar begini, ayam panggang sepuluh
ekor pun sanggup aku habiskan,” kata Buyung pula.
“Janganlah kamu berdua tamak sangat dan
bercakap besar pula. Aku pun lapar juga. Bagi aku, kalau ada nasi sepinggan
sudah cukup,” Awang bersuara.
Kendi dan Buyung tertawa mendengar
kata-kata Awang.
“Dengan nasi sepinggan, mana boleh kenyang?
Perut kita tersangatlah lapar!” ejek Kendi. Buyung
mengangguk tanda bersetuju dengan pendapat Kendi.
Perbualan mereka didengar oleh pokok ara.
Pokok itu bersimpati apabila mendengar keluhan ketiga-tiga pengembara tersebut
lalu menggugurkan tiga helai daun.
Bubb! Kendi, Buyung dan Awang terdengar
bunyi seperti benda terjatuh. Mereka segera mencari benda tersebut dicelah-celah
semak. Masing-masing menuju ke arah yang berlainan.
“Eh,ada nasi sekawah!” Kendi menjerit
kehairanan. Dia menghadap sekawah nasi yang masih berwap. Tanpa berfikir
panjang lalu dia menyuap nasi itu dengan lahapnya.
“Ayam panggang sepuluh ekor! Wah,
sedapnya!” tiba-tiba Buyung pula melaung dari arah timur. Serta-merta meleleh
air liurnya. Seleranya terbuka. Dengan pantas dia mengambil ayam yang paling
besar lalu makan dengan gelojoh.
Melihatkan Kendi dan Buyung telah mendapat
makanan, Awang semakin pantas meredah semak. Ketika Awang menyelak daun
kelembak, dia ternampak sepinggan nasi berlauk yang terhidang. Awang tersenyum
dan mengucapkan syukur kerana mendapat rezeki. Dia makan dengan tenang. Selepas
makan, Awang rasa segar. Dia berehat semula di bawah pokok ara sambil
memerhatikan Kendi dan Buyung yang sedang meratah makanannya.
“Urgh!” Kendi sendawa. Perutnya amat
kenyang. Nasi di dalam kawah masih banyak. Dia tidak mampu menghabiskan nasi
itu. “Kenapa kamu tidak habiskan kami?” tiba-tiba nasi di dalam kawah itu
bertanya kepada Kendi.
“Aku sudah kenyang,” jawab Kendi.
“Bukankah kamu telah berjanji akan
menghabiskan kami sekawah?” Tanya nasi itu lagi.
“Tapi perut aku sudah kenyang,” jawab
Kendi.
Tiba-tiba nasi itu berkumpul dan mengejar
Kendi. Kawah itu menyerkup kepala Kendi dan nasi-nasi itu menggigit tubuh
Kendi. Kendi menjerit meminta tolong.
Buyung juga kekenyangan. Dia cuma dapat
menghabiskan seekor ayam sahaja. Sembilan ekor ayam lagi terbiar di tempat
pemanggang. Oleh kerana terlalu banyak makan, tekaknya berasa loya. Melihat
baki ayam-ayam panggang itu, dia berasa muak dan hendak muntah. Buyung segera
mencampakkan ayam-ayam itu ke dalam semak.
“Kenapa kamu tidak habiskan kami?”
tiba-tiba tanya ayam-ayam panggang itu.
“Aku sudah kenyang,” kata Buyung. “Makan
sekor pun perut aku sudah muak,” katanya lagi.
Tiba-tiba muncul sembilan ekor ayam jantan
dari celah-celah semak di kawasan itu. Mereka meluru ke arah Buyung. Ayam-ayam
itu mematuk dan menggeletek tubuh Buyung. Buyung melompat-lompat sambil meminta
tolong.
Awang bagaikan bermimpi melihat gelagat
rakan-rakannya. Kendi terpekik dan terlolong. Buyung pula melompat-lompat dan
berguling-guling di atas tanah. Awang tidak dapat berbuat apa-apa. Dia seperti
terpukau melihat kejadian itu.
Akhirnya Kendi dan Buyung mati. Tinggallah
Awang seorang diri. Dia meneruskan semula perjalanannya.
Sebelum berangkat, Awang mengambil pinggan
nasi yang telah bersih. Sebutir nasi pun tidak berbaki di dalam pinggan itu.
“Pinggan ini akan mengingatkan aku supaya jangan sombong dan tamak. Makan biarlah berpada-pada dan tidak membazir.
Lampiran
5. Materi
Parafrasa
1.
Pengertian
Parafrasa
Parafrasa
sebagai
istilah yang berasal dari bahasa Latin “paraphrase“ ataupun bahasa
Yunani (Paraphrasein), dengan arti yang sama yaitu “Cara Ekspresi
Tambahan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ataupun parafrasa adalah pengungkapan kembali
pada suatu tuturan dari sebuah tingkatan ataupun beragam bahasa menjadi tuturan
lain tanpa mengubah pengertian aslinya.
Parafrasa/
adalah menyampaikan kembali sebuah informasi, gagasan, maupun tuturan dengan
bahasa yang baru atau bahasa sendiri tanpa mengurangi, menambahkan, atau
merubah isi dari teks.
Sederhananya adalah menyampaikan isi bacaan menggunakan
bahasa sendiri agar lebih mudah dimengerti.
Selain
itu, dapat juga dipahami sebagai
penguraian kembali pada suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan
kata-kata) yang lain, dengan tujuan dapat menjelaskan makna yang tersembunyi. Parafrasa
bisa dibilang sebagai suatu cara yang digunakan oleh para penulis untuk
terhindar dari plagiarisme dengan cara memberikan kutipan tak langsung dari
teks aslinya. Hal yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan teknik parafrasa
sebagai sesuatu yang tidak melanggar hukum, karena penulis hanya akan menulis
ulang ide tersebut dengan kalimatnya sendiri.
Parafrasa
adalah teknik yang dapat digunakan dengan cara lisan maupun tulisan. lisan adalah proses yang mengungkapkan isi
tuturan secara lisan. Teknik secara
lisan, kemudian dilakukan untuk melatih keterampilan berbicara dengan cara
menceritakan ulang sesuatu dengan bahasa sendiri. Sementara itu, tulisan juga merupakan proses mengungkapkan
isi tuturan secara tertulis. Teknik
secara tertulis ini sendiri dilakukan untuk melatih keterampilan
menulis.
2.
Tujuan
parafrasa
Plagiarisme
sebagai suatu aktivitas menjiplak serta melanggar hak cipta, dan dapat
dikategorikan pencurian serta pemalsuan karya dari orang lain. Parafrasa juga
akan menghindarkan penulis dari praktik plagiarisme. Dengan menyajikan ide
pencipta karya dengan bahasa sendiri, kamu dapat terbebas dari plagiarisme.
Tujuan
parafrasa berikutnya adalah agar gagasan yang disampaikan lebih mudah
dimengerti. Melakukan parafrasa mampu membantu menyebarluaskan kembali
informasi sumber dengan bahasa yang mudah agar dapat dimengerti oleh banyak
orang. Contohnya, format puisi yang kemudian banyak menyajikan diksi yang rumit
mampu diubah menjadi narasi dengan teknik parafrasa agar kemudian diketahui
maknanya.
Tujuan parafrasa dalam
pendidikan
a. Melatih
keterampilan menulis dengan cara menulis ulang dengan bahasa sendiri
b. Melatih
keterampilan berbicara dengan cara menceritakan ulang dengan bahasa sendiri
3.
Teknik
Menulis Parafrasa
a. Membaca
ulang teks sumber hingga kamu benar-benar memahami dulu isi teks tersebut.
b. Menulis
ulang ide serta gagasan dalam teks tersebut dengan menggunakan kata-kata
sendiri dan tata bahasa yang berbeda.
c. Buatlah
daftar beberapa kata di bawah tersebut
agar membantumu dalam memahami naskah aslinya. Tuliskanlah beberapa kata kunci
yang menjadi tema parafrasa.
d. Pastikan
bahwa gagasan utama dalam suatu masih
sama dengan artikel aslinya.
e. Gunakan
juga tanda petik ganda dalam mengidentifikasi istilah-istilah khusus,
terminologi, ataupun frase yang sebelumnya kamu pinjam dari naskah asli, dan
yang kamu ambil sama persis dengan naskah asli.
f. Tuliskan sumber (termasuk halaman) untuk dapat mempermudah dirimu dalam menuliskan sumber pustaka atau referensi.
4.
Contoh
Parafrasa
Kalimat
asli
: Seorang Penulis harus dapat mengorganisasi suatu pekerjaan dengan baik agar
ia dapat menghasilkan artikel berkualitas secara terus-menerus.
Parafrasa : Untuk menciptakan konten yang berkualitas, seorang penulis harus dapat mengorganisasi tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan baik.
Kalimat
asli
: Belajar adalah proses transfer ilmu.
Parafrasa : Belajar dapat diartikan sebagai proses pengiriman informasi, pengetahuan, dan atau pengalaman dari satu orang ke orang yang lain melalui berbagai cara (Danis, 2008:7).
Paragraf
asli
:
Kegiatan pengabdian
kepada masyarakat dengan judul Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Memanfaatkan
Sumber Belajar di Internet Melalui Sosialisasi Edukasi Internet Cerdas, Sehat,
dan Aman dianggap telah mencapai sasaran, karena 35% dan 60% peserta menyatakan
setuju dan sangat setuju secara berturut-turut bahwa sosialisasi ini bermanfaat
bagi kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Parafrasa
:
Mayoritas responden yang
menjadi audiens dalam penyuluhan bertajuk edukasi internet cerdas, sehat dan
aman sepakat hasil penyuluhan memiliki dampak positif bagi rutinitas belajar
mengajar. Hal ini dibuktikan dengan persentase setuju sebesar 35% dan sangat
setuju sebesar 60% sehingga kegiatan tersebut dianggap telah mencapai sasaran.
(Zonyfar, Sihabudin, and Khusaeri, 2019).
Paragraf
asli :
Mahasiswa sering
berlebihan menggunakan kutipan langsung ketika membuat catatan. Akibatnya
mereka menggunakan kutipan yang berlebihan pada tugas karya ilmiah. Dari
manuskrip akhir, mungkin hanya sekitar 10% yang diperbolehkan muncul dalam
kutipan langsung. Oleh sebab itu, kamu harus berusaha membatasi jumlah
penulisan yang sama persis dengan materi sumber saat kalian menulis buku
ataupun catatan.
Parafrasa
:
Dalam penulisan paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip secara berlebihan serta gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Masalahnya bersumber dari penulisan catatan, untuk itu sangatlah penting meminimalkan pencatatan materi atau per kata yang sama persis.(Lester, et al., 1976:46-47).
5.
Ciri-ciri
Teks paraphrase
a. Struktur
penulisan berubah namun isinya sama
b. Ditulis
dengan kutipan tidak langsung
c. Disampaikan
dengan cara lebih komunikatif dan tidak berbelit-belit atau rumit
d. Bahasa
penyampaian yang digunakan lebih ringan agar mudah dipahami pembaca atau pendengar
e.
Terdapat sumber gagasan atau bacaan
0 Response to "Rancangan Modul Ajar Menggunakan Pendekatan TaRL"
New comments are not allowed.