Rancangan Modul Ajar Pembelajaran Berdiferensiasi Menggunakan Pendekatan CRT
Prinsip Pengajaran dan Asesmen Topik 4 Ruang Kolaborasi - Rancangan pembelajaran dan asesmen menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching CRT). Modul ajar dengan tujuan pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran, tujuan memuat aspek ABCD. Pertanyaan pemantik yang sesuai. Kegiatan inti sesuai sintak PBL secara jelas dan tepat. TPACK dan diferensiasi muncul. Penutup lengkap dan jelas. Instrumen penilaian formatif ada secara jelas. Rubriknya asesmen jelas dan LKPD ada dan jelas serta sesuai tujuan pembelajaran.
Cari di sini : |
---|
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Download Buku Pelajaran Buka/Unduh |
Download Modul Ajar Buka/Unduh |
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA
NILAI-NILAI TEKS CERITA HIKAYAT
INFORMASI
UMUM |
Identitas Modul
Penyusunan Modul : 2023
Fase/Kelas : E/X
Semester : Satu
Materi Pokok : Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman (Teks Hikayat)
Materi Pembelajaran
- Nilai-nilai dalam Teks Cerita Hikayat
Pendekatan Pembelajaran
- Culturally Responsive Teaching (CRT)
Model Pembelajaran
- Problem Based Learning
Metode Pembelajaran
·
Ceramah ·
Diskusi |
·
Penugasan
kelompok ·
Tanya
jawab |
Sarana dan Prasarana
·
Proyektor
dan LCD ·
Laptop ·
PowerPoint ·
LKPD |
·
Internet ·
Gawai ·
Quizizz ·
Padlet |
Profil Pelajar Pancasila
·
Bernalar
kritis
·
Kreatif
·
Bergotong
royong
KOMPETENSI INTI |
Capaian Pembelajaran
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Membaca |
|
Tujuan Pembelajaran
Melalui
kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem
Based Learning, peserta didik mampu menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam
cerita hikayat dengan
lengkap dan tepat.
Kompetensi Awal
- Peserta didik telah mampu menemukan makna tersurat dan tersirat dalam cerita hikayat.
- Peserta didik telah mampu
mengidentifikasi informasi dan makna cerita hikayat.
Pemahaman Bermakna
- Keterampilan
membaca dan mengidentifikasi
berupa nilai-nilai yang terdapat
pada teks cerita hikayat.
- Keterampilan menyampaikan kembali informasi berupa nilai-nilai yang terdapat pada teks cerita hikayat kepada orang lain dari hasil membaca.
Pertanyaan Pemantik
- Apa itu budaya ?
- Budaya apa yang ada di lingkungan kalian (rumah, kelas, masyarakat) ?
- Apa saja nilai-nilai budaya yang ada dilingkungan kalian ?
- Apakah ada hubungan antara nilai budaya dengan nilai lainnya (moral, sosial, agama)?
Kegiatan Pembelajaran
|
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
|
Kegiatan Inti (30 Menit) a. Orientasi peserta didik pada masalah 1. Guru menayangkan PowerPoint yang berisi materi mengenai nilai-nilai yang terdapat pada teks
cerita hikayat. 2. Guru
memberikan pertanyaan kepada setiap peserta didik untuk mengkreasikan
ungkapan pikiran atau pandangan dari materi yang dipelajari. 3.
Guru menyampaikan suatu masalah
yang akan dipecahkan bersama-sama secara kelompok. Masalah yang disampaikan berupa nilai-nilai yang terdapat dalam cerita hikayat. 4. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan hasil asesmen diagnostik (Terbagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 6 orang). 5.
Kelompok mengamati dan memahami
masalah yang disampaikan guru. b. Mengorganisasikan
peserta didik untuk belajar 6.
Guru memberikan LKPD pada
masing-masing kelompok. 7. Guru mengarahkan peserta didik
untuk membaca masing-masing cerita hikayat yang dibagikan guru. 8. Peserta didik melakukan
penyelidikan (mencari data) atau jawaban mengenai nilai-nilai pada masing-masing cerita hikayat
yang dibaca. c c. Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok 9. Guru memantau keterlibatan peserta
didik dalam pengumpulan data/jawaban selama proses penyelidikan. 10. Peserta
didik melakukan penyelidikan (mencari data/jawaban) untuk bahan diskusi
kelompok terkait dengan analisis nilai-nilai dalam cerita hikayat “Si Miskin” setiap masing-masing
kelompok. 11. Pada
kelompok kurang mahir
yang memiliki kemampuan belum berkembang, guru memberikan dampingan dan
bimbingan secara intensif. d d. Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya 12. Guru
memantau diskusi dan membimbing menyajikan hasil diskusi dalam Lembar Kerja Peserta Didik. 13. Kelompok
melakukan diskusi untuk menemukan jawaban dalam pemecahan masalah dan
hasilnya disajikan dalam bentuk karya yang mereka minati. Misalnya peta
konsep/main mapping, infografis, salindia, poster, dan lain sebagainya. e e. Menganalisis
dan Mengevaluasi proses pemecahan
masalah 14. Guru
membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan penghargaan serta masukan
kepada kelompok lain. 15. Urutan
presentasi dilakukan dengan bermain fungame
lagu daerah berjudul gundul-gundul pacul dari jawa
Tengah. 16. Setiap
kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi,
tanggapan, saran, ataupun pertanyaan. 17. Kegiatan
dilanjutkan dengan merangkum/ membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang
diperoleh dari kelompok lain. |
Kegiatan Penutup (5 Menit)
|
Asesmen
Jenis Asesmen |
Teknik |
Instrumen |
Waktu Pelaksanaan |
Diagnostik |
Tulis |
Soal pilihan
ganda |
Awal
pembelajaran |
Formatif |
Tulis |
LKPD, Rubrik |
Saat proses
pembelajaran |
Remidial
Peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, mereka mengerjakan tugas
mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam cerita hikayat yang lain.
Pengayaan
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar, mengerjakan tugas menganalisis dan menuliskan perbedaan karakterisasi dan nilai dalam cerita hikayat dan cerita pendek (cerpen).
LAMPIRAN |
Lampiran 1. Lembar Kerja Peserta Didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelas / Kelompok : ............... / ....................
Anggota / No Absen :
Materi :
Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat papda teks cerita hikayat
Judul Hikayat :
........................................
Petunjuk
Kerja :
Bacalah
teks hikayat yang berjudul “Si Miskin” dengan
teliti dan cermat untuk menjawab pertanyaan pada soal LKPD !
1.
Setelah membaca teks hikayat yang berjudul
“Si Miskin”,
temukan nilai-nilai yang terdapat
di dalam cerita hikayat tersebut!
NILAI |
KONSEP NILAI |
BUKTI KALIMAT |
Religius |
|
|
Budaya |
|
|
Sosial |
|
|
Moral |
|
|
Contoh: |
||
Sosial |
Saling membantu dan gotong royong
terhadap sesama manusia. |
Sejak sekarang kita harus sa-ijaan,
seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu kita. Kita harus rakat
mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju? (Hikayat Saijan dan Ikan Todak) |
2. Sajikanlah jawaban Anda dalam bentuk media
yang dikehendaki (peta konsep/ mind mapping, infografis, screap book).
Lampiran
2. Kunci Jawaban
Kunci Jawaban LKPD
NILAI |
KONSEP NILAI |
BUKTI KALIMAT |
Religius |
Percaya
kepada Tuhan bahwa Ialah yang
menentukan nasib manusia. |
Hatta maka
dengan takdir Allah Swt.
Menganugerahi kepada hambanya.
Maka si Miskin pun menggalilah tanah
hendak berbuat tempatnya tiga beranak itu. Maka
digalinyalah tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu. Maka tergalilah kepada sebuah telaju
yang besar berisiemas terlalu banyak. |
Budaya |
Tunduk kepada raja |
Lalu sujud
kepalanya lalu diletakkannya ke tanah, “Ampun
Tuanku, beribu-ribu ampun
tuanku. |
Sosial |
Saling tolong menolong
antar sesame yang membutuhkan tanda
rasa pamrih. |
Maka terlalu
belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin.
Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang
memberi buah mempelam, ada yang memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan buah-buahan. |
Moral |
Bersikap bijaksana menghadapi segala hal dalam hidup kita. |
“Diamlah tuan,
jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat
oleh kakanda akan buah mempelam itu
kakanda berikan pada tuan.” |
Lampiran 3. Rubrik penilaian dan pedoman penskoran
Rubrik Penilaian
No. |
Aspek |
Indikator |
Skor |
Skor Maks |
1 |
Kelengkapan
konten |
Peserta
didik menyajikan tugas yang berisi nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat “Si Miskin” dengan
tepat lengkap (4 nilai) |
3 |
3 |
|
Peserta
didik menyajikan tugas yang berisi nilai-nilai yang terkandung dalam
hikayat “Si Miskin” dengan tepat tetapi kurang
lengkap (kurang dari
4 nilai) |
2 |
||
|
Peserta
didik menyajikan tugas yang berisi nilai-nilai yang terkandung dalam
hikayat “Si Miskin” dengan kurang tepat (4 nilai atau
kurang dengan bukti yang salah) |
1 |
||
2 |
Bahasa |
Peserta
didik menyusun redaksi dalam prodak
(mind mapping, infografis, screap book) dengan bahasa yang
baku dan mudah di pahami. |
3 |
3 |
|
Peserta
didik menyusun redaksi dalam prodak
(mind mapping, infografis, poster, screap book) dengan bahasa
yang kurang baku dan mudah di pahami. |
2 |
||
|
Peserta
didik menyusun redaksi dalam prodak
(mind mapping, infografis, poster, screap book) dengan bahasa
yang kurang baku dan mudah di pahami. |
1 |
||
3 |
Kreativitas |
Peserta didik mempertimbangkan pemilihan bentuk, wana, tata letak, dan keterbacaan tulisan sengat detail. |
4 |
4 |
|
Peserta didik
mempertimbangkan pemilihan bentuk, wana, tata
letak, dan keterbacaan tulisan dengan
detail. |
3 |
||
|
Peserta didik
mempertimbangkan pemilihan bentuk, wana, tata
letak, dan keterbacaan tulisan kurang
detail. |
2 |
||
|
Peserta didik mempertimbangkan pemilihan bentuk, wana, tata letak, dan keterbacaan tulisan kurang detail dan tidak menarik. |
1 |
||
Jumlah skor 10 Pedoman pensekoran :
Jumlah Skor X 10 = 100
|
Rubrik Penilaian Presentasi
No |
Kriteria Penilaian |
Kurang
(20-30) |
Cukup (40-59) |
Baik (60-79) |
Sangat Baik (80-100) |
Tindak Lanjut |
1 |
Penguasaan Materi |
|
|
|
|
|
2 |
Alat peraga dan presentasi |
|
|
|
|
|
3 |
Kekompakan pembagian kelompok |
|
|
|
|
|
4 |
Penyampaian |
|
|
|
|
|
Jumlah Skor |
|
|||||
Pedoman Penskoran Jumlah skor
(sangat baik) : 4 = 400:4 = 100 |
Lampiran 4. Teks Cerita Hikayat “Si Miskin”
Teks Hikayat
“Si Miskin”
Asalnya
raja kayangan dan jadi demikian karena disumpahi oleh Batara Indera. Terlantar
di negeri Antah Berantah dan keduanya sangat dibenci orang. Setiap kali mereka
mengemis di pasar dan kampung mereka dipukuli dan diusir hingga ke hutan. Oleh
yang demikian tinggallah dua suami-istri itu di hutan memakan batang kayu dan
buah-buahan.
Hatta
beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya. Maka
istrinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu.
Maka suaminya itu pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja
tiada ia mau beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak
beranak seraya berkata kepada istrinya, “Ayo, hai Adinda. Tuan hendak membunuh
kakandalah rupanya ini. Tiadakah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu?
Jangankan hendak meminta barang suatu, hampir kepada kampung orang tiada
boleh.”
Setelah
didengar oleh istrinya kata suaminya demikian itu maka makinlah sangat ia
menangis. Maka kata suaminya, “Diamlah tuan, jangan menangis! Berilah kakanda
pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah
mempelam itu kakanda berikan pada tuan.”
Maka
istrinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun pergilah ke pasar mencahari
buah mempelam itu. Setelah sampai di orang berjualan buah mempelam maka si
Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan dipalu
orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam, “Hai miskin. Apa
kehendakmu?”
Maka
sahut si Miskin, “Jikalau ada belas dan kasihan serta rahim tuan akan hamba
orang miskin hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak
memohonkan buah mempelam tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.”
Maka
terlalu belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin.
Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang memberi buah mempelam, ada yang
memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan
buah-buahan. Maka si Miskin itu pun heranlah akan dirinya oleh sebab diberi
orang pasar itu berbagaibagai jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan
diberinya barang suatu hamper pun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu
dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu maka ia pun
kembalilah ke dalam hutan mendapatkan istrinya.
Maka
katanya, “Inilah Tuan, buah mempelam dan segala buah-buahan dan makanmakanan
dan kain baju. Itupun diinjakkannyalah istrinya seraya menceriterakan hal
ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka istrinya pun menangis tiada mau makan
jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu. “Biarlah aku mati
sekali.”
Maka
terlalulah sebal hati suaminya itu melihatkan akan kelakuan istrinya itu
seperti orang yang hendak mati. Rupanya tiada lah berdaya lagi. Maka suaminya
itu pun pergilah menghadap Maharaja Indera Dewa itu. Maka baginda itu pun
sedang ramai di hadap oleh segala raja-raja. Maka si Miskin datanglah. Lalu
masuk ke dalam sekali.
Maka
titah baginda, “Hai Miskin, apa kehendakmu?”
Maka
sahut si Miskin, “Ada juga tuanku.” Lalu sujud kepalanya lalu diletakkannya ke
tanah, “Ampun Tuanku, beribu-ribu ampun tuanku. Jikalau ada karenanya Syah Alam
akan patuhlah hamba orang yang hina ini hendaklah memohonkan buah mempelam Syah
Alam yang sudah gugur ke bumi itu barangkali Tuanku.”
Maka
titah baginda, “Hendak engkau buatkan apa buah mempelam itu?” Maka sembah si
Miskin, “Hendak dimakan, Tuanku.” Maka titah baginda, “Ambilkanlah barang
setangkai berikan kepada si Miskin ini”.
Maka
diambilkan oranglah diberikan kepada si Miskin itu. Maka diambillah oleh si
Miskin itu seraya menyembah kepada baginda itu. Lalu keluar ia berjalan
kembali. Setelah itu maka baginda pun berangkatlah masuk ke dalam istananya.
Maka segala raja-raja dan menteri hulubalang rakyat sekalian itu pun
masing-masing pulang ke rumahnya. Maka si Miskin pun sampailah kepada
tempatnya. Setelah dilihat oleh istrinya akan suaminya datang itu membawa buah
mempelam setangkai. Maka ia tertawa-tawa. Seraya disambutnya lalu dimakannya.
Maka
adalah antaranya tiga bulan lamanya. Maka ia pun menangis pula hendak makan
nangka yang di dalam taman raja itu juga. Demikian juga si Miskin mendapat
nangka di kebun raja itu untuk istrinya yang mengidam itu. Adapun selama istrinya si Miskin hamil
maka banyaklah makan-makanan dan kain baju dan beras padi dan segala
perkakasperkakas itu diberi orang kepadanya.
Dan
pada ketika yang baik dan saat yang sempurna, pada malam empat belas hari bulan
maka bulan itu pun sedang terangtumerang maka pada ketika itu istri si Miskin
itu pun beranaklah seorang anak lelaki terlalu amat baik parasnya dan elok
rupanya. Anak itu dinamakan Marakarmah, artinya anak di dalam kesukaran.
Hatta
maka dengan takdir Allah Swt. menganugerahi kepada hambanya. Maka si Miskin pun
menggalilah tanah hendak berbuat tempatnya tiga beranak itu. Maka digalinyalah
tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu. Maka tergalilah kepada sebuah
telaju yang besar berisi emas terlalu banyak. Maka istrinya pun datanglah
melihat akan emas itu. Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini
sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.”
Ia
menjadi kaya dan menempah barangbarang keperluannyakendi, lampit, utar-utar,
pelana kuda, keris, dan sebagainya. Sekembalinya dari menempah barang-barang
itu dia mandi berlimau, menimang anaknya dan berseru, “Jikalau sungguhsungguh
anak dewa-dewa hendak menerangkan muka ayahanda ini, jadiIah negeri di dalam
hutan ini sebuah negeri yang lengkap dengan kota, parit dan istananya serta
dengan menteri, hulubalang, rakyat sekalian dan segala raja-raja di bawah
baginda, betapa adat segala raja-raja yang besar!”
Kabul
permintaan itu dan si Miskin menjadi raja bertukar nama Maharaja Indera Angkasa
dan istrinya bertukar nama Ratna Dewi dan negeri itu dinamakan Puspa Sari.
(Sumber:
Bunga Rampai Melayu Kuno, 1952, dengan penyesuaian)
Lampiran 5. Materi
Nilai-nilai dalam Teks
Cerita Hikayat
Teks hikayat mengandung nilai-nilai yang dapat
diteladi oleh pembaca. Adapun nilai- nilai dalam hikayat diantaranya:
a. Nilai moral
: Nilai moral merupakan nilai yang menjadi standar baik dan buruk. Secara umum, nilai moral adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang
dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca
atau dinikmatinya. Perbuatan moral yang baik antara lain adalah menghargai orang lain,
berderma, setia, dan jujur.
b. Nilai agama : Nilai agama adalah nilai yang berasal dari ajaran agama.
Nilai agama memiliki
kebenaran yang mutlak.
Nilai agama biasanya
ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan,
makhluk ghaib, dosa-pahala, serta surge- neraka.
c. Nilai sosial
: Nilai sosial adalah nilai yang berasal dari hubungan masyarakat. Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan
kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun contoh nilai sosial adalah kerjasama, kepedulian, toleransi,
dan kebersamaan.
d. Nilai budaya
: nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan disuatu wilayah tertentu. Ciri khas nilai-nilai
budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena “takut” sesuatu
yang buruk akan menimpanya.
0 Response to "Rancangan Modul Ajar Pembelajaran Berdiferensiasi Menggunakan Pendekatan CRT"
New comments are not allowed.