Kewirausahaan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah Prakarya Kelas 11
Rangkuman Materi Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah Prakarya SMA Kelas 11 - Mempelajari perencanaan usaha makanan khas daerah, penerapan sistem produksi makanan, menghitung titik impas BEP, promosi produk hasil usaha, dan kegiatan usaha makanan khas daerah.
Pengolahan merupakan proses transformasi(pengubahan bentuk) dari bahan mentah menjadi produk olahan/jadi.
Pengolahan berperan dalam perancangan produk, pengolahan bahan baku, teknik pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pemasaran, serta distribusi produk ke konsumen.
Bahan nabati dan hewani merupakan sumber protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan air yang berguna bagi kesehatan dan kecantikan tubuh.
Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di setiap daerah.
Cari di sini : |
---|
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Download Buku Pelajaran Buka/Unduh |
Download Modul Ajar Buka/Unduh |
A. Perencanaan Usaha Makanan Khas Daerah
1. Ide dan Peluang Usaha Makanan Khas Daerah
Aspek dalam menciptakan peluang usaha pengolahan makanan khas daerah
a. Ide Usaha
Faktor yang dapat memunculkan ide usaha:
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.
- Pengetahuan yang dimiliki;
- Pengalaman yang pernah dilalui;
- Kemampuan untuk melihat dan menjadikan pengalaman orang lain sebagai pelajaran;
- Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
Faktor eksternal, yaitu hal – hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis.
- Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan;
- Kesulitan yang dihadapi sehari–hari.
- Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain;
- Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
b. Risiko Usaha
Resiko usaha yaitu kegagalan atau ketidak berhasilan dalam menangkap peluang usaha.
Risiko usaha dapat ditimbulkan karena :
- Permintaan (perubahan mode, selera, dan daya beli)
- Perubahan kongjungtur (perubahan kondidi perekonomian yang pasang surut)
- Persaingan
- Akibat lain, seperti : bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain.
Unsur yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko usaha:
- Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan
- Adanya keinginan kuat untuk berprestasi, dorongan berinisiatif, dan motivasi untuk melaksanakan strategi usaha.
- Adanya kemampuan merencanakan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.
- Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah modal usaha untuk memperoleh keuntungan
Tugas seorang wirausaha di dalam pengambilan risiko:
- Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang
- Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen
- Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen
- Memberikan kepercayaan kepada pembuat produk yang lebih kecil
- Mengumpulkan informasi usaha
- Mengurangi resiko usaha
c. Keberhasilan dan Kegagalan Dalam Berwirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah
Beberapa hal yang mempengaruhi Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya:
- Keyakinan yang kuat dalam berusaha
- Sikap mental yang positif dalam berusaha
- Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri
- Tingkah laku yang bertanggungjawab
- Inovatif dan kreatif
- Keunggulan dalam menjalankan usaha
- Sasaran yang tepat dalam memulai usaha
- Pengelolaan waktu yang efektif dan efsien
- Pengembangan diri
- Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan
Hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha:
- Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha
- Kurang berambisi
- Tidak disiplin
- Pendidikan yang tidak cukup
- Sikap selalu menunda-nunda
- Kesehatan terganggu
- Kurang tekun
- Kepribadian yang negatif
- Tidak jujur
- Tidak dapat bekerjasama dengan orang lain
Faktor non teknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha makanan khas daerah:
- Perencanaan : Usaha makanan khas daerah harus dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. Rencanakan jenis makanan, lokasi usaha, penyedia bahan makanan, alat yang dibutuhkan, dan lain-lain.
- Menetapkan tujuan: Tujuan pengolahan makanan khas daerah harus jelas, apakah usaha makanan khas daerah yang dilakukan hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan proft (keuntungan).
- Adaptasi: Tantangan dan persaingan dalam bisnis usaha makanan tidak ada habisnya. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dalam mengatasi tantangan-tantangan. Kemampuan seorang wirausahawan dalam menghadapi tantangan dapat menentukan apakan usaha bisa bertahan atau tidak.
- Inovasi: merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha makanan khas daerah. Seorang wirausawan makanan khas daerah harus terus-menerus fokus untuk selalu melakukan inovasi dan peningkatan mutu agar pelanggan selalu merasa terikat dengan usaha makanan yang dirintis baik dalam hal rasa, bentuk maupun pelayanan.
- Memasarkan: merupakan kunci keberhasilan suatu usaha tidak terkecuali usaha makanan khas daerah. Walaupun produk makanan khas daerah yang kita hasilkan memiliki cita rasa yang enak dengan kualitas yang prima, namun jika pemasaran terhadap barang yang kita produksi buruk maka usaha yang kita jalani tidak akan berlanjut.
- Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan kunci utama suatu usaha.
d. Pemetaan Peluang Usaha
Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan daerah demi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengedepankan kewilayahan dan pemerataan.
Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitaif maupun kualitatif diantaranya adalah dengan melakukan analisa SWOT.
Analisa SWOT adalah suatu analisa terhadap lingkungan internal dan eksternal wirausaha/perusahaan, dimana analisa internal lebih menitikberatkan pada Kekuatan (strenght) dan Kelemahan (weakness), sedangkan analisa eksternal untuk menggali dan mengidentifkasi semua gejala peluang (opportunity) yang ada dan yang akan datang serta ancaman (threat) dari adanya/kemungkinan adanya pesaing/calon pesaing.
Contoh analisis SWOT pada makanan khas daerah (rendang).
Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pedangang rendang dengan menggunakan kuisioner.
Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan teknik pembuatan rendang untuk mengidentifkasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha.
Hasil contoh studi kasus analisis SWOT untuk usaha pembuatan rendang sebagai berikut :
Analisis Kekuatan (Strenght)
- Rendang merupakan salah satu jenis makanan yang disukai oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia;
- Harga jual bersaing;
- Bahan-bahan untuk pembutan rendang mudah dicari.
Hal yang perlu dilakukan setelah analisis:
- Terus mempertahankan kualitas rasa, jangan sampai berubah;
- Usahakan terus untuk mempertahankan harga;
- Semakin menonjolkan keuggulan rendang yang akan dipasarkan tidak menggunakan bahan pengawet dan dijamin sehat.
Analisis Kelemahan (Weakness)
- Harga bahan-bahan seringkali tidak stabil.
- Daging sapi seringkali dicampur dengan jenis daging lain.
Hal yang perlu dilakukan setelah analisis
- Tonjolkan pada bentuk rasa sehingga walaupun porsinya tidak besar, tetapi karena harganya murah makan akan tetap memiliki daya tarik bagi pembeli;
- Telitilah dalam membeli daging. Kenali bentuk daging sapi asli dan daging lain (misalnya babi) dan bentuk daging sapi yang sudah dicampur dengan daging yang lain.
Analisis Kesempatan (Opportunity)
- Dapat melayani pesanan pesta atau catering;
- Dapat membuka warung makan/restoran dengan menu khas rendang yang lezat.
Hal yang dapat dilakukan setelah analisis:
- Menyiiapkan dan mulai menawarkan rendang pada pelanggan yang membutuhkan baik untuk pesta, event tertentu maupun untuk makanan sehari-hari. Mulailah membuat rencana pemasaran rendang dari rumah ke rumah atau melalui jasa online
- Mulai membuat rencana untuk membuka warung atau rumah makan yang membuat menu rendang
Analisis Ancaman (Treat)
- Semakin banyak pesaing muncul bila rendang buatan kita disukai konsumen.
- Kemungkinan harga pesaing lebih murah dari harga yang kita tawarkan.
Hal yang dapat dilakukan setelah analisis :
- Menjaga kualitas rendang yang kita buat sehingga pelanggan tetap akan datang ke tempat usaha makanan kita dan tidak akan berpaling dengan usaha makanan rendang yang lain.
- Jangan terlalu cepat menaikkan harga jual ketika harga bahan baku (daging) sedang naik di pasaran. Kita dapat tetap menggunakan harga lama dengan kualitas rasa yang tetap namun dengan porsi yang lebih diperkecil.
Hasil studi analisis SWOT untuk usaha pembuatan rendang diurutkan berdasarkan tingkatan nilai tertinggi.
Analisis SWOT berupa hasil perhitungan nilai tertimbang faktor internal dan eksternal, yaitu perhitungan S – W sebagai sumbu horizontal yang merupakan hasil pengurangan antara kekuatan – kelemahan dari faktor internal dan perhitungan nilai O – T sebagai sumbu vertikal, yaitu peluang dikurangi ancaman menghasilkan strategi yang tepat dalam pengembangan usaha pembuatan rendang.
Data tersebut dan setelah dilakukan analisis SWOT menunjukkan bahwa usaha pembuatan rendang memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman.
2. Sumber daya yang Dibutuhkan dalam Usaha Makanan Khas Daerah
- Man (manusia): manusia adalah pelaku yang melaksanakan proses kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Money (uang): Uang dibutuhkan untuk membiayai semua kebutuhan yang diperlukan selama proses produksi.
- Material (bahan): bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi sebuah usaha.
- Machine (peralatan): alat-alat yang mendukung proses produksi
- Method (cara kerja): penetapan kerja atau tips-tips untuk tercapainya tujuan dalam sebuah proses produksi.
- Market (pasar): wirausahawan ditutut untuk memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara memasarkan suatu produk sehingga produk yang dihasilkan dengan mudah dapat dikenal olah konsumen.
- Information (Informasi): Proses produksi tidak akan berkembang dengan sempurna jika didukung oleh informasi yang baik dari orang yang lebih berpengalaman maupun dari berbagai media, seperti internet, buku, majalah maupun koran.
3. Perencanaan Pemasaran Usaha Makanan Khas Daerah
- Buatlah nama untuk bisnis makanan semenarik mungkin
- Perkenalkan usaha olahan makanan kepada masyarakat
- Berikan potongan harga untuk acara tertentu contoh pada saat grand opening, ulang tahun usaha tersebut dan lain-lain.
- Membangun jaringan dengan usaha lain yang dapat mendukung usaha makanan yang dibuat.
- Menciptakan inovasi pada menu – menu yang ditawarkan
- Meningkatkan kualitas pelayanan
4. Penyusunan Proposal Makanan Khas Daerah
Isi proposal
a. Visi dan misi
b. Tujuan kegiatan usaha
c. Maksud kegiatan usaha
d. Profl usaha makanan khas daaerah
e. Strategi pasar
- Segmenting pasar: adalah dengan menjadikan pembeli sebagai target yang akan di capai, produk yang dibuat adalah produk yang dapat di nikmati oleh berbagai kalangan dari masyarakat dengan tingkatan berbeda, anak anak hingga orang dewasa.
- Targeting: Target pasar adalah pada kalangan masyarakat setempat pengguna produk.
- Positioning: adalah inovasi dengan cara menambahkan bahan baru yang membedakan makanan ini dengan makanan sejenis yang ada sehingga tampilan lebih menarik rasa lebih unggul dan kualitas sangat baik, sehingga konsumen dapat mengenali dengan mudah produk yang dibuat.
f. Analisis SWOT sebagai kelayakan Usaha Yaitu sebagai acuan untuk menghadapi persaingan dalam bidang usaha. Setiap kegiatan untuk memulai usaha penulis harus mengukur kemampuan terhadap lingkungan atau pesaing melalui SWOT.
g. Proses Produksi Yaitu penjelasan tentang pelaksanaan kegiatan dalam membuat produk makanan khas daerah dari mulai persiapan hingga pengemasan produk.
Download Kumpulan Rangkuman Materi Pelajaran Tingkat SMP dan SMA |
---|
Buka/Unduh
B. Penerapan Sistem Produksi Makanan Khas Daerah Berdasarkan Daya Dukung Daerah
1. Pengertian Makanan Khas Daerah
Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya.
Di daerah pegunungan karena iklim pegunungan yang dingin dan menghasilkan bahan pangan berupa sayur-mayur, umumnya olahan masakannya berbahan dasar sayur yang disajikan dalam suhu panas dengan rasa pedas, dengan tujuan untuk menghangatkan badan.
Di daerah pantai maka olahan makanannya banyak menggunakan hasil laut.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, kontak dengan orang dari luar daerah semakin tinggi sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang ikut memperkaya produk makanan khas daerah.
Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku, bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang digunakan.
Bahan utama produk makanan khas daerah adalah bahan nabati/hewani, kandungan nutrisi utamanya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air.
Jumlah komponen-komponen tersebut berbeda-beda pada masing-masing bahan, tergantung pada susunan, kekerasan, tekstur, cita rasa, dan warna.
Contoh makanan khas daerah yang mengandung karbohidrat adalah nasi liwet, nasi jamblang, getuk, dan lain-lain.
Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung protein adalah telur asin, ayam betutu, bebek songkem, ayam lodho, dan lain sebagainya.
Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung lemak adalah; rendang daging, bika ambon, karena pada proses pembuatannya menggunakan santan kental.
Contoh makanan khas daerah yang mengandung vitamin adalah karedok, gado-gado, keripik pisang, keripik sanjay, dan lain sebagainya.
2. Karakteristik Makanan Khas Daerah
Umumnya bahan pangan berasal dari dua sumber yaitu bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani.
- Bahan makanan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia.
- Bahan makanan hewani adalah makanan yang berasal dari hewan, seperti telur ,ayam, daging, ikan, dan susu.
Perbedaan budaya dan bahan pangan yang tersedia membuat pengolahan produk makanan khas berbeda di setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis produk makanan yang beranekaragam dengan karakter yang berbeda pula.
3. Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah
Merebus dan membakar makanan merupakan teknik-teknik pengolahan yang pertama dikenal.
Kemajuan dibidang industri pembuatan alat memasak mengembangkan teknik-teknik mengolah makanan.
Dengan menguasai teknik mengolah makanan, kita dapat menciptakan bermacam-macam resep masakan yang lezat.
Pada hakekatnya memasak adalah suatu proses pemananasan bahan makanan.
Guna pemanasan tersebut adalah untuk meningkatkan rasa, memudahkan pencernaan, memperbaiki tekstur, meningkatkan penampilan dan mematikan kuman.
Perambatan panas dari suatu sumber panas ke dalam makanan yang dimasak dapat melalui tiga cara:
- Konduksi yaitu perambatan panas melalui benda perantara yang saling bersentuhan dengan bahan makanan yang akan dimasak. Misalnya merebus sayuran, dimana air dan bahan makanan saling menyatu;
- Konveksi yaitu perambatan panas melalui benda perantara dimana panas dari benda perantara tersebut ikut berpindah. Misalnya menggunakan oven, terjadi sirkulasi uap panas;
- Radiasi yaitu perambatan panas melalui pancaran panas langsung dari sumber panas ke bahan makanan yang dimasak.
Teknik pengolahan makanan membuat makanan khas daerah:
a. Teknik memasak basah
- Merebus
- Menyetup
- Braising
- Mengukus
- Mentim
- Memblansir
b. Teknik memasak kering
- Memanggang
- Mengepan atau mengoven
- Menggongseng atau menyangan
c. Teknik memasak dengan minyak
- Menumis
- Menggoreng
Contoh Teknik Pengolahan Rendang Makanan Khas Daerah Sumatra Barat
a. Bahan yang digunakan pada pembuatan rendang
Bahan utama yang digunakan adalah daging
Bahan tambahan:
- Kelapa, yang terdiri dari kelapa parut, santan kental dan santan encer. Kelapa yang digunakan tua dan segar.
- Bumbu, yang terdiri dari : bawang merah, bawang putih, cabe merah, ketumbar, kemiri, jahe, garam, gula pasir, sereh, lengkuas, dan daun kunyit. Bumbu-bumbu ini berguna untuk, pengental, penambah citarasa dan aroma.
b. Alat–alat yang digunakan dalam pembuatan redang
- Pisau, untuk memotong
- Talenan, sebagai dasar untuk memotong
- Parutan, untuk memarut kelapa
- Ulekan/ blender, untuk menghaluskan bumbu
- Kompor, untuk memasak bahan
- Penggorengan, sebagi wadah untuk memasak
- Gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume santan
c. Proses pembuatan rendang
- Persiapan alat dan bahan
- Pilih daging yang bertekstur dan berserat halus
- Potong melawan serat dengan tebal 2 cm.
- Masukkan bumbu dan tambahkan daging ke dalam santan cair.Masak sambil diaduk sampai empuk dan kuah kental.
- Santan kental dituang. Masak di atas api kecil sambil diaduk sampai meresap dan berminyak.
- Rendang siap disajikan dan dikemas
4. Jenis Bahan Kemas Olahan Makanan Khas Daerah
Makanan khas daerah pada masa lampau biasanya dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti kendil dari tanah liat, anyaman daun pisang, daun kelapa, daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/ enau (aren), daun jambu air, daun jati.dll.
Sesuai dengan kemajuan zaman teknologi dan kebutuhan manusia, produk kemasanpun berkembang terus menerus.
Saat ini, makanan khas daerah banyak dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas, aluminium foil, dan ada pula yang dikombinasikan dengan kemasan tradisional.
Contoh Kemasan makanan khas daerah secara tradisional:
Contoh kemasan makanan khas daerah modern:
Pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan agar mempunyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.
Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Oleh karena itu bentuk, warna, dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Kriteria- kriteria tertentu juga harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian/ kemasan:
- Bahan kemasan/ wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar
- Bahan kemasan tidak berbau.
- Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen.
- Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat.
- Dalam wadah/kemasan disertakan label yang memuat nama produk, tanggal,nama produsen, berat bersih, komposisi, merk dagang, tanggal kadaluarsa, efek samping.
C. Menghitung Titik Impas (Break Even Point) Usaha Makanan Khas Daerah
1. Pengertian Titik Impas (Break Even Point)
BEP (Break Event Point) adalah suatu keadaan dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (titik impas).
Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas, artinya usaha tersebut tidak mengalami keuntungan atau pun kerugian.
Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini.
2. Manfaat dari BEP
- Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
- Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
- Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
- Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
- Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.
D. Promosi Produk Hasil Usaha Makanan Khas Daerah
1. Pengertian Promosi
Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang –orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga (Simamora, 2003:285).
Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai “proses berlanjut” karena dapat menumbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.
Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1993: 222) promosi adalah “arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menyebabkan pertukaran dalam pemasaran”.
Harini (2008:71) berpendapat bahwa “promosi adalah salah satu bentuk komunikasi, yaitu suatu tahap khusus dimaksudkan untuk dapat merebut kesediaan menerima dari orang lain atas ide, barang dan jasa”.
Kemudian menurut Cannon, Perreault, Mccarthy (2009:69) “promosi adalah mengomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk memengaruhi sikap dan perilaku”.
2. Tujuan Strategi Promosi Penjualan
- Memberikan daya tarik khusus bagi para pelanggan
- Meningkatkan angka penjualan
- Membangun loyalitas konsumen
3. Fungsi Strategi Promosi Penjualan
- Mengetahui produk yang diinginkan para konsumen
- Mengetahui tingkat kebutuhan konsumen akan suatu produk
- Mengetahui cara pengenalan dan penyampaian produk hingga sampai ke konsumen
- Mengetahui harga yang sesuai dengan kondisi pasaran
- Mengetahui strategi promosiyang tepat kepada para konsumen
- Mengetahui kondisi persaingan pasar dan cara mengatasinya
- Menciptakan image sebuah produk dengan adanya promosi
4. Kegiatan Promosi Penjualan
- Mulut ke mulut atau testimonial
- Promosi melalui jejaring social
- Loyalty programs
- Up-selling
- Mengadakan suatu pameran
- Blog dan video
- Stiker promosi di tempat-tempat menunggu
5. Teknik Promosi
- Memberikan kupon (Coupons)
- Price-of Deals/Discount (Potongan harga)
- Premium and advertising specialties (Promosi special)
- Contest and sweepstakes (Kontes dan Undian)
- Sampling and trial ofers (pemberian contoh produk)
- Frequency (Continuity) programs
- Event Sponsorship
E. Laporan Kegiatan Usaha Makanan Khas Daerah
1. Pengertian Laporan Kegiatan Usaha Makanan Khas Daerah
Laporan adalah segala sesuatu, baik itu peristiwa atapun kegiatan yang dilaporkan dan dapat berbentuk lisan ataupun tertulis berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi.
Pada hakikatnya, laporan perjalanan adalah cerita tentang perjalanan yang kita lakukan dan termasuk laporan nonformal karena tidak menggunakan sistematika standar laporan resmi.
Laporan kegiatan makanan khas daerah dibuat dalam bentuk proposal.
Proposal ini yang dibuat bermanfaat untuk :
- membantu wirausaha untuk mengembang kan usaha dan menguji strategi dan hasil yang di harap kan dari sudut pandang pihak lain (investor)
- membantu wirausaha untuk berfkir kritis dan obyektif atas bidang usaha yang akan dijalankan
- sebagai alat komunikasi dalam memaparkan dan menyakinkan gagasan kepada pihak lain
- Membantu meningkat kan keberhasilan para wirausaha
2. Menganalisis Laporan Kegiatan Usaha Makanan Khas Daerah
Dalam menganalisis laporan yang perlu diperhatikan hal-hal berikut.
- Menyimak laporan dengan saksama, sehingga dapat menangkap informasi yang disampaikan secara utuh dan lengkap serta terperinci.
- Memahami isi laporan dari bentuk, isi, maupun kebahasaan.
- Menguraikan secara detail atau rinci pokok-pokok isi laporan.
- Melakukan pengecekan terhadap setiap hal yang dilaporkan secara detail dan cermat.
- Tidak mencampuradukkan antara fakta (yang bersifat objektif) dan opini atau pendapat (yang cenderung bersifat subjektif).
- Melakukan kajian terhadap kebenaran atau ketepatan hasil laporan tersebut.
- Memberikan suatu pandangan atau pendapat terhadap laporan berdasarkan suatu teori atau defnisi (referensi).
3. Membuat Laporan Kegiatan Usaha Makanan Khas Daerah
Laporan harus memiliki unsur:
- Mengandung imaginasi
- Laporan harus sempurna dan lengkap
- Laporan harus disajikan secara menarik
Pedoman sistematika pembuatan laporan kegiatan usaha
0 Response to "Kewirausahaan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah Prakarya Kelas 11"
New comments are not allowed.