Rangkuman Materi Iman Kepada Qada dan Qadar
Materi Meyakini Qada dan Qadar Melahirkan Semangat Bekerja PAI Kelas 12 - Mempelajari makna qada dan qadar, memahami pengertian takdir, dalil, persamaan, perbedaan, hikmah, contoh qada dan qadar.
|
---|
A. Menganalisa Makna Iman Kepada Qada dan Qadar
1. Pengertian Qada dan Qadar
Qada secara bahasa artinya menentukan atau memutuskan.
Secara istilah qada adalah segala ketentuan atas kehendak Allah Swt. sejak zaman azali (zaman dahulu sebelum diciptakan alam semesta).
Qada masih bisa diubah melalui adanya suatu usaha, tawakal, ikhtiar secara sungguh-sungguh.
Qadar secara bahasa artinya memberi kadar, aturan, atau ketentuan.
Secara istilah qadar adalah ketetapan dari kehendak Allah Swt. terhadap seluruh makhluk tentang segala sesuatu sesuai dengan kadar tertentu.
Qadar bisa mencakup takdir yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi di kemudian hari nantinya.
Firman Allah Q.S ar-Ra'd/13:8
Artinya:
“Allah Swt. mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya”. (Q.S ar-Ra'd/13:8)
Dapat disimpulkan Qada diartikannya sebagai suatu hukum, penciptaan, ketetapan, perintah, pemberitahuan, maupun kehendak. Sementara, berdasarkan Qadar merupakan suatu peraturan, atau kepastian, atau juga ukuran.
Persamaan dari qada dan qaadar yaitu sebuah aturan baku yang diberlakukan oleh Allah Swt. terhadap alam ini, undangundang yang bersifat umum, dan hukum-hukum yang mengikat sebab dan akibat.
Iman kepada qada dan qadar artinya adalah percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya.
Qada dan Qadar biasa disebut dengan satu kata, “takdir”.
4 Prinsip Iman kepada Qada dan Qadar
- Iman kepada ilmu Allah Swt. yang Qadim (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya.
- Iman bahwa semua Qadar Allah Swt. telah tertulis di Lauh Mahfuzh.
- Iman kepada adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku dan kekuasaanNya yang bersifat menyeluruh.
- Iman bahwa Allah Swt. adalah Zat yang mewujudkan makhluk. Allah Swt. adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk.
2. Dalil tentang Qada dan Qadar
a. Dalil Al-Qur'an
- “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).” (Q.S. al-Qamar/54:49)
- “Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah Swt.” (Q.S. al-Hadid/57:22)
- “Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya.” (Q.S. al-Isra’/17:13)
- “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah Swt.” (Q.S. at-Tagabun/64:11)
b. Dalil As-Sunah/Hadis Rasulullah
- “Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudian berubah menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi mudghah (sepotong daging) selama empat puluh hari, kemudian malaikat dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh padanya, dan malaikat tersebut diperintahkan empat hal yaitu menuliskan rizkinya, menuliskan ajalnya, menuliskan amal perbuatannya, dan menuliskan apakah ia celaka, atau bahagia. Demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga ketika jaraknya dengan surga cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, dan ia pun masuk neraka. Sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, hingga ketika jaraknya dengan neraka cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, dan ia masuk surga.” (H.R. Muslim)
- ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah Swt. mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (H.R.al-Bukhari dan Muslim)
Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar.
Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
3. Macam-macam Takdir
Takdir Allah Swt. merupakan iradah (kehendak) Allah Swt. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita.
- Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia (contoh: ingin menjadi doter berarti harus berpendidikan kedokteran).
- Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia (contoh: warna kulit, bentuk tubuh, genre laki-laki maupun perempuan).
Download Rangkuman Materi Pelajaran Tingkat SMP dan SMA |
---|
Buka/Unduh
B. Kaitan Antara Beriman kepada Qada dan Qadar Allah Swt. dengan Sikap Optimis, Berikhtiar, dan Bertawakal
Beriman kepada Qada dan Qadar dapat diketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah Swt. sejak sebelum ia dilahirkan.
Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar.
Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan.
1. Sikap Optimis akan Takdir Terbaik Allah Swt.
Manusia mempunyai kemampuan terbatas sesuai dengan ukuran yang diberikan Allah Swt. kepadanya.
Di samping itu, manusia berada di bawah hukum-hukum tersebut (Qauliyah dan Kauniyah).
Hanya berbeda dengan makhluk selain manusia, misalnya matahari, bulan, dan planet lainnya, seluruhnya ditetapkan takdirnya tanpa dapat ditawar-tawar.
Manusia makhluk yang paling sempurna. Oleh karena itu, ia diberi kemampuan memilih bahkan pilihannya cukup banyak. Manusia dapat memilih ketentuan (takdir) Allah Swt. yang ditetapkan keberhasilan atau kemalangan, kebahagiaan atau kesengsaraan, menjadi orang yang baik atau tidak. (Q.S. al-Kahfi/18:29).
2. Ikhtiar
Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam menggapai cita-cita dan tujuan. Allah Swt. menentukan takdir, kita sebagai manusia berkewajiban melakukan ikhtiar.
Allah Swt. mendorong manusia untuk berusaha, berlomba, dan berkompetisi menjadi orang yang tercepat. Siapa pun yang berusaha dengan sungguh-sungguh, berarti dia sedang menuju keberhasilan.
Allah Swt. mewajibkan manusia berikhtiar. Walaupun sudah ditentukan Qada dan qadarnya, di pundak manusialah kunci keberhasilan dan keberuntungan hidupnya.
3 Doa
Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang meyakininya.
Hal ini karena doa merupakan bagian dari motivasi intrinsik. Bagi yang meyakini, doa akan memberikan energi dalam menjalani ikhtiarnya, karena Allah Swt. telah berjanji untuk mengabulkan permohonan orang yang bersungguh-sungguh memohon.
Firman Allah Swt.: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia berdoa kepada-Ku, ...” (Q.S. al-Baqarah/2:186).
4. Tawakal
Tawakal adalah menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah Swt.
Sikap tawakal baru boleh dilakukan setelah usaha yang sungguh-sungguh sudah dijalankan.
Hal ini juga memberikan pemahaman bahwa tawakal itu terkait erat dengan ikhtiar, atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada tawakal tanpa ikhtiar.
Firman Allah Swt.: "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah Swt.. Sesungguhnya Allah Swt. menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”(Q.S.Ali-Imran/3:159).
C. Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar
- Semakin meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunnatullah.
- Semakin termotivasi untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-citanya.
- Meningkatkan keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha.
- Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang sungguh-sungguh.
- Meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam usaha sehingga tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan.
- Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan Allah Swt., yang tujuannya untuk kebaikan manusia itu sendiri. Bersikap optimis, Ikhtiar dan Tawakkal sebagai implementasi beriman kepada Qada dan Qadar Allah Swt.
D. Perilaku Mulia Mencerminkan Iman Kepada Qada dan Qadar
- Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa.
- Banyak bersyukur dan bersabar.
- Bersikap optimis dan giat bekerja.
- Selalu tenang jiwanya.