Rangkuman Materi Demokrasi dan Syura
Materi Bersatu dalam Keragaman dan Demokrasi PAI Kelas 12 - Mempelajari tentang sikap demokratif dan syura. demokrasi dan syura adalah mekanisme kebebasan berekspresi dan penyaluran pendapat dengan penuh keterbukaan dan kejujuran dalam jangkauan lingkup yang berbeda.
Pluralitas, kebhinnekaan, keragaman, perbedaan dan kemajemukan merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri. Bahkan dalam tradisi Islam al-Quran menegaskan hal ini.
Pluralitas, kebhinnekaan, keragaman, perbedaan, dan kemajemukan merupakan sunnatullah (Ketetapan Allah Swt.).
Keragaman terlihat dalam setiap penciptaan, binatang dan tumbuhan, hal gaib dan hal nyata.
Keragaman pemahaman akan semakin heterogen seiring dengan kian kompleksnya permasalahan dalam kehidupan.
|
A. Menganalisis Makna Bersikap Demokrasi dalam Keragaman
1. Pengertian Demokrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Demokrasi merupakan salah satu landasan dalam menata sistem pemerintahan negara yang terus berproses ke arah yang lebih baik.
Rakyat diberi peran penting dalam menentukan atau memutuskan berbagai hal yang menyangkut kehidupan bersama sebagai sebuah bangsa dan negara.
Kebebasan dan demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama, dimana demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan.
2. Demokrasi dari Pandangan Islam
Di dalam al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang berisi pesan-pesan mulia tentang bersikap demokratis, tentang musyawarah dan toleransi dalam perbedaan.
Firman Allah Q.S. Ali-Imran/3:159
Artinya:
"Maka disebabkan rahmat dari Allah Swt. lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt. menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Q.S. Ali-Imran/3:159)
Kandungan dari Q.S. Ali-Imran/3:159 menjelaskan bahwa musyawarah termasuk salah satu sifat orang yang beriman.
Ayat di atas menjelaskan bahwa meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dalam Perang Uhud sehingga menyebabkan kaum muslimin menderita kekalahan, tetapi Rasulullah saw. tetap lemah lembut dan tidak marah terhadap para pelanggar.
Bahkan memaafkan dan memohonkan ampun untuk mereka. Seandainya Rasulullah saw. bersikap keras, tentu mereka akan menaruh benci kepada beliau.
Dalam ayat di atas, tertera 3 sifat dan sikap yang secara berurutan disebut dan diperintahkan untuk dilaksanakan sebelum bermusyawarah, yaitu lemah lembut, tidak kasar, dan tidak berhati keras.
Sikap yang harus diambil setelah bermusyawarah adalah memberi maaf kepada semua peserta musyawarah, apapun bentuk kesalahannya.
Hal-hal yang membuat musyawarah penting bagi kehidupan bermasyarakat:
- Permasalahan yang sulit menjadi mudah setelah dipecahkan oleh orang banyak lebih-lebih kalau yang membahas orang yang ahli.
- Akan terjadi kesepahaman dalam bertindak.
- Menghindari prasangka yang negatif, terutama masalah yang ada hubungannya dengan orang banyak.
- Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang lain.
- Berlatih menghargai pendapat orang lain.
Download Rangkuman Materi Pelajaran Tingkat SMP dan SMA |
---|
Buka/Unduh
B. Demokrasi dan Syura
Demokrasi diidentikkan dengan syura dalam Islam karena adanya titik persamaan di antara keduanya.
1. Demokrasi
Secara kebahasaan, demokrasi terdiri atas dua rangkaian kata, yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “cratos” yang berarti kekuasaan.
Secara istilah, kata demokrasi ini dapat ditinjau dari dua segi makna.
- Demokrasi dipahami sebagai suatu konsep yang berkembang dalam kehidupan politik pemerintah, yang menghendaki peletakan kekuasaan di tangan orang banyak (rakyat) baik secara langsung maupun dalam perwakilan.
- Demokrasi dimaknai sebagai suatu konsep yang menghargai hak-hak dan kemampuan individu dalam kehidupan bermasyarakat.
Melihat dari sisi makna, kandungan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan oleh demokrasi sebenarnya merupakan gejala dan cita-cita kemanusiaan secara universal (umum, tanpa batas agama maupun etnis).
2. Syura
Menurut bahasa, dalam kamus Mu’jam Maqayis al-Lugah, syura memiliki dua pengertian, yaitu menampakkan dan memaparkan sesuatu atau mengambil sesuatu.
Menurut istilah, beberapa ulama terdahulu telah memberikan definisi syura.
- Ar Raghib al-Ashfahani dalam kitabnya Al Mufradat fi Gharib al-Quran: syura sebagai proses mengemukakan pendapat dengan saling mengoreksi antara peserta syura.
- Ibnu al-Arabi al-Maliki dalam Ahkam al-Quran: syura adalah berkumpul untuk meminta pendapat (dalam suatu permasalahan) yang peserta syuranya saling mengeluarkan pendapat yang dimiliki.
- Pakar fikih kontemporer dalam asy Syura fi Zilli Nizami al-Hukm al-Islami: Syura adalah proses menelusuri pendapat para ahli dalam suatu permasalahan untuk mencapai solusi yang mendekati kebenaran.
Dari pendapat di atas, dapat dipahami tentang pengertian syura.
Syura adalah mekanisme kebebasan berekspresi dan penyaluran pendapat dengan penuh keterbukaan dan kejujuran.
3. Persamaan Demokrasi dengan Syura
- Sama-sama mekanisme prinsipnya yaitu kebebasan berpendapat, keterbukaan, kejujuran dan berpartisipasi dengan jangkauan lingkup yang berbeda.
- Syura merupakan bagian dari proses berdemokrasi yang terkandung nilai-nilai yang diusung demokrasi.
- Mengusung nilai yang mengandung kebaikan dan kemaslahatan.
C. Menerapkan Perilaku Demokratis dan Musyawarah yang Baik
1. Sikap Mulia dalam Demokratif
- Bersikap lemah lembut jika hendak menyampaikan pendapat (tidak berkata kasar ataupun bersikap keras kepala).
- Menghargai pendapat orang lain.
- Berlapang dada untuk saling memaafkan.
- Memohonkan ampun untuk saudara-saudara yang bersalah.
- Menerima keputusan bersama (hasil musyawarah) dengan ikhlas.
- Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah dengan tawakal;
- Senantiasa bermusyarawarah tentang hal-hal yang menyangkut kemaslahatan bersama.
- Menolak segala bentuk diskriminasi atas nama apapun.
- Berperan aktif dalam bidang politik sebagai bentuk partisipasi dalam membangun bangsa.
2. Sikap Mulia dalam Bermusyawarah
- Mencintai musyawarah dalam mengambil keputusan pada segala hal yang terkait dengan kehidupan keluarga dan masyarakat.
- Bersikap lemah lembut dalam bermusyawarah, baik ketika menyampaikan pendapat maupun menanggapi pendapat orang lain.
- Berlapang dada untuk memaafkan semua pihak yang mungkin berlaku tidak wajar sehingga memancing amarah kita.
- Konsisten terhadap keputusan hasil musyawarah, terutama jika menyangkut kepentingan bersama.
- Melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh sikap tawakal kepada Allah Swt., sehingga terhindar dari segala sikap buruk sangka.