Analisis Makna Lirik Lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals
Saturday, June 25, 2022
Edit
Makna Lagu Sore Tugu Pancoran - Lagu karya Iwan Fals yang dirilis pada tahun 1985 pada album yang berjudul tragedi.
Sebelum bahas makna yang terkandung dalam lagu ini, berikut lirik dari lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals.
Baca Juga:
- Analisis Kritik Sosial pada Lagu Negeriku Karya Iwan Fals
- Analisis Tema dan Amanat Lagu Album Manusia Setengah Dewa Karya Iwan Fals
- Analisis Makna Kias pada Lirik Lagu Ruang Rindu Karya Letto
A. Lirik Lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals
Si budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menjelang maghrib hujan tak reda
Si budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si budi diam di dua sisi
Sebelum mengetahui makna lagu ini, berikut parafrase setiap paragraf dalam bentuk prosa agar lebih mudah dipahami.
B. Parafrase Lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals
Si budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menggambarkan seorang anak kecil yang bernama Budi yang sedang menjual koran. Keadaan saat itu sedang hujan, membuat tubuhnya kedinginan sampai terlihat menggigil, apalagi dia tidak menggunakan jas hujan. Walaupun dia kedinginan, Budi tetap menunggu pembeli yang munkin saja akan ada ynag membeli koran dagangannya.
Menjelang maghrib hujan tak reda
Si budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menggambarkan seorang anak kecil yang bernama Budi yang sedang menjual koran. Keadaan saat itu sedang hujan, membuat tubuhnya kedinginan sampai terlihat menggigil, apalagi dia tidak menggunakan jas hujan. Walaupun dia kedinginan, Budi tetap menunggu pembeli yang munkin saja akan ada ynag membeli koran dagangannya.
Menjelang maghrib hujan tak reda
Si budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Menggambarkan hari sudah mulai malam menjelang mahrib hujan tetap belum reda. Terlihat Budi menghitung uang hasil penjualnya yang terlihat dagangan korannya hanya terjual sedikit, karena itu Budi terlihat murung.
Karena merasa penghasilannya masih kurang untuk hari ini, terpaksa dia menjual koran sampai malam, tepatnya sampai waktu isya Budi pulang kerumah.
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal
Menggambarkan kehidupan si Budi yang usianya masih kecil dia harus mencari uang untuk menghidupi kehidupannya dan impiannya dimasa depan, sampai dia merasa tidurnya tidak nyenyak karena dia benar-benar harus bisa membagi waktunya.
Tidak ada waktu bagi Budi untuk menikmati masa kecilnya, bahkan untuk istirahatpun dia sulit beristirahat dengan tenang. Masa kecilnya harus menjalani kehidupan susah dan harus bekerja keras agar bisa bertahan hidup.
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si budi diam di dua sisi
Si budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si budi diam di dua sisi
Menggambarkan betapa si Budi benar-benar tidak ada waktu untuk bersenang-senang, dia harus membagi waktunya untuk sekolah dan bekerja di usianya yang sangat masih kecil untuk dia pikul sendiri.
Sampai dirinya mengerjakan tugas hanya setengah, buku yang tidak bisa dia persiapkan dari malam hari karena rasa lelahnya pulang menjual koran, terpaksa dia harus mempersiapkannya dipagi hari. Beban berat yang harus dipikul Budi di usianya yang masih harus sekolah dia harus bekerja mencukupi kebutuhan hidupnya.
Parafrase dari lirik lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals bisa memberikan gambaran dari makna yang terkandung pada lagu tersebut.
C. Makna Lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals
Setelah memparafrasekan dari lirik lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals, tergambar makna yang terkandung dari lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals.
Makna lagu pada lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals adalah sebuah gambaran perjalan seorang anak yang harus memikul beban berat diusianya yang masih kecil.
Budi yang usianya masih sekolah, harus rela membagi waktunya untuk bekerja sampai malam untuk mencukupi kehudupannya dan bertahan hidup sampai tidak ada waktu untuk bersenang-senang.
Diusianya yang masih kecil, seharusnya dia menikmati masa sekolah dan bermain dengan teman-temannya tanpa memikirkan untuk mencari uang, tapi semua itu tidak bisa ia peroleh.
Budi harus memikul beban yang berat, dia harus hidup di dua sisi, sebagai anak sekolah dan sebagai orang dewasa yang bekerja keras untuk mendapatkan uang.
Pesan yang bisa diambil dari makan lagu Sore Tugu Pancoran karya Iwan Fals adalah semua orang memiliki kehidupan yang berbeda, ada yang memiliki kehidupan yang baik, ada yang memiliki kehidupan yang berat walaupun umur yang masih kecil.
Semua tergantung diri sendiri, apakah akan menjalani hidup yang sudah ditakdirkan, atau lari dari takdir yang sudah diatur, karena perubahan hidup hanya diri sendiri yang bisa merubahnya.
Syukuri yang sudah diperoleh, dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang diimpikan walaupun harus mengorbankan waktu senangmu.
Cari di sini : |
---|
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Download Buku Pelajaran Buka/Unduh |
Download Modul Ajar Buka/Unduh |
Download Kumpulan Referensi |
---|