Analisis Makna Kias pada Lirik Lagu Bunga di Malam itu Karya Letto
Tuesday, January 19, 2021
Edit
Cari di sini : |
---|
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK Buka |
Buku Pelajara SD, SMP/MTs, dan SMA/SMK Buka |
Kumpulan Soal SMP dan SMA Buka |
Jenis-jenis makna kias yang terdapat pada lirik lagu Letto yang berjudul Bunga di Malam itu diantaranya yaitu jenis hiperbola, metafora, personifikasi, dan alegori.
A. Hiperbola
Hiperbola adalah penggunaan kata-kata yang melebih-lebihkan suatu kenyataannya agar mendapatkan penegasan makna dan perhatian dari pembaca.
Pada lirik lagu Letto yang berjudul Bunga di Malam itu terdapat jenis hiperbola pada bait pertama baris kelima, bait kedua baris kedua, dan bait kedua baris keempat.
Hiperpola pada bait pertama baris kelima yakni:
Ketika aku bertemu denganmu
Dalam hati ku tersedu
Tanganku tergenggam menahan haru
Mataku tak lepas darimu
(Bunga di Malam itu: bait 1)
Pada baris keempat mempunyai makna begitu besar perasaan rindu yang dirasakannya sampai dirinya ingin selalu ada disamping orang yang di rindukannya yaitu orang tua.
Fungsi hiperbola pada baris keempat adalah untuk mempertegas makna begitu besar perasaan rindu anaknya kepada orang tua secara berlebih-lebihan, seakan-akan matanya tidak mau berhenti menatapi orang tuanya.
Hiperbola pada bait kedua baris kedua yakni:
Ku tak mampu menahan rasa yang tak menentu
(Bunga di Malam itu: bait 2 baris 2)
Pada baris lagu di atas mempunyai makna perasaan rindu yang kepada orang tuanya yang begitu besar dia rasakan, sampai dirinya tidak kuat untuk menahan perasaan rindunya. Rasa senang, haru, sedih, semua tercampur dalam kerinduan yang selama ini dia rasakan.
Fungsi hiperbola pada baris lagu di atas untuk mempertegas makna perasaan rindu kepada orang tua dengan cara melebih-lebihkan seakan-akan dirinya tidak kuat merasakan kerinduannya yang begitu besar.
Hiperbola pada bait kedua baris keempat yakni:
Ku tak pantas memandangi wajahmu
(Bunga di Malam itu: bait 2 baris 4)
Pada baris lagu di atas mempunyai makna seorang anak yang malu kepada orang tuanya karena dia menyadari bahwa pengorbanan orang tua untuk dirinya tidak bisa dibayar dengan apapun, entah dengan uang, kesuksesan, atau kekuasaan karena yang diberikan orang tua adalah cinta kasih orang tua untuk anaknya.
Fungsi hiperbola pada lirik di atas yaitu untuk mempertegas makna pengorbanan orang tua begitu besar untuk dirinya yang digambarkan berlebih-lebihan, seakan-akan dirinya tidak pantas bertemu orang tua karena belum bisa membalas pengorbanan orang tua.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan jenis hiperbola pada lirik lagu Letto yang berjudul Bunga di Malam itu digunakan untuk melebih-lebihkan makna kerinduan yang teramat dalam dan pengorbanan orang tua yang yang begitu besar untuk anaknya.
B. Metafora
Metafora yaitu penggunaan suatu kata untuk menbandingkan sesuatu yang menyerupainya tanpa menggunakan kata-kata seperti, bagai, laksana dan kata perbandingan lainnya.
Pada lirik lagu Letto yang berjudul Bunga di Malam itu, terdapat jenis metafora pada bait keempat baris pertama.
Padamu penjaga hidupku
(Bunga di Malam itu: bait 4 baris 1)
Pada lirik “penjaga hidupku” mempunyai makna “Orang tua” karena orang tua yang bisa menjaga anaknya dengan baik, kasih sayang, dan penuh cinta sampai mereka menutup usia tanpa meminta imbalan sedikitpun.
Fungsi metafora pada “penjaga hidupku” untuk mengibaratkan seseorang yang selalu ada untuk dirinya yaitu orang tua agar lebih tegas dalam penyampaiannya.
Berdasarkan uaraian di atas dapat disimpulkan metafora pada lirik lagu Bunga di Malam itu digunakan untuk mengibaratkan orang tua sebagai penjaga hidup.
C. Personifikasi
Personifikasi adalah bahasa kiasan untuk mempersamakan benda dengan manusia, seakan-akan benda memiliki sifat seperti manusia.
Pada lirik lagu Bunga di Malam itu terdapat jenis makna kias personifikasi pada bait kedua baris pertama.
Bunga menebar sejuk wewangian malam itu
(Bunga di Malam itu: bait 2 baris 1)
Pada baris lagu di atas melukiskan perasaan seseorang bertemu dengan orang yang sudah lama dia rindukan. Pertemuan itu membuat dirinya merasa begitu senang yang tidak bisa diungkapkan lagi.
Fungsi personifikasi pada baris lagu di atas untuk menghidupkan gambaran perasaan gembira bertemu orang yang dirindukannya yang digambarkan dengan “bunga”. Kata “bunga” dibuat seolah-olah dapat melakukan seperti manuasia yaitu dapat menerbarkan wewangian.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa personifikasi pada lirik lagu Letto yang berjudul Bunga di Malam itu digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang yang senang bertemu dengan orang yang sudah lama dirindukannya dengan kata “bunga” yang digambarkan seperti memiliki unsur kehidupan seperti manusia yaitu dapat melakukan penebaran.
D. Alegori
Alegori adalah bentuk cerita untuk melukiskan suatu makna atau objek agar lebih indah dalam penyampaiannya.
Pada lirik lagu Bunga di Malam ituterdapat jenis alegori pada bait pertama dan bait kedua.
Alegori pada bait pertama yakni:
Malam itulah malamku
Ketika aku bertemu denganmu
Dalam hati ku tersedu
Tanganku tergenggam menahan haru
Mataku tak lepas darimu
Walaupun ku sendiri ragu
(Bunga di Malam itu: bait 1)
Pada bait lagu di atas melukiskan keadaan seseorang yang sedang merasakan senang karena bisa bertemu dengan orang yang sudah lama dirindukannya. Sekian lama tidak bertemu sampai dirinya terpana saat melihat orang yang dirindukannya itu yakni orang tuanya.
Fungsi alegori pada bait lagu di atas adalah untuk melukiskan apa yang dirasakan. Gambaran yang ingin disampaikan adalah pertemuan dengan orang yang sangat dirindukannya dengan meceritakan keadaan dirinya yang sangat senang saat pertama kali berjumpa dengan orang yang dirindukannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alegori pada lirik lagu Letto yang berjudul Bunga di Malam itu digunakan untuk melukiskan perasaan senang bertemu dengan orang yang sudah lama dirindukannya.
Analisis Makna Kias pada Lirik Lagu Bunga di Malam itu Karya Letto